Dari Umar bin Khattab

Dari Umar bin Khattab

Umar bin Khatab

AKHIR bulan Juli ini ada peristiwa penting bagi umat Islam. Kita menyambut Tahun Baru Islam  1444 Hijriyah. Berdasarkan surat keputusan bersama (SKB) 3 Menteri (Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Agama dan Menteri PAN RB), tahun baru Islam 1444 H jatuh pada hari Sabtu,  30 Juli 2022.

Banyak hal yang harus kita ketahui soal penanggalan Islam. Biar kita lebih semangat menyambut dan merayakannya dibanding tahun baru Masehi atau Tahun Baru Imlek.

Adalah Umar bin Khattab yang berjasa memprakarsai penanggalan yang dibuat umat Islam pada abad ke-7 itu.  Dia salah satu sahabat utama Nabi. Dulu penentang Islam dan ingin membunuh Rasulullah. Tapi atas hidayah Allah dia masuk Islam, pelindung Nabi dan pelindung umat Islam yang sangat disegani.

Umar bin Khattab lahir di Makkah, 585 M. Dia adalah khalifah kedua yang berkuasa pada tahun 634 sampai 644 M. Selain sahabat, dia juga mertua Rasulullah, karena Hafshah, putrinya adalah istri Nabi Muhammad.

Pembentukan Baitul Mal menjadi salah satu gebrakan pembaharuan Umar dalam bidang ekonomi. Segala capaiannya menjadikan Umar sebagai salah satu khalifah paling berpengaruh sepanjang sejarah Islam setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Saya pernah menonton serial mininya dari televisi Arab tahun 2012. Sudah ada teksnya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Saya kira bagus kita tonton ulang. Karena menceritakan secara detail perjalanan Umar bin Khattab, yang penuh suri teladan. Karena itu dia diberi gelar Al Faruq, yang artinya orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.

Meski sempat ditolak pembuatannya, tapi akhirnya sukses. Ini serial terbesar yang pernah diproduksi televisi Arab. Serial ini membutuhkan kru sebanyak 500 aktor, aktris dan pemain tambahan. Mereka bekerja selama 180 hari.

Pertimbangan menentukan penanggalan Islam itu, memang berkaitan masalah administrasi. Pemerintahan Islam era Khulafaur Rasyidin menemukan kesulitan mengidentifikasi dokumen yang tidak bertahun, bertanggal dan bulan.

Itu juga dirasakan Gubernur Basrah Awal, Abu Musa Al-Asyari. Ia mengeluhkan perihal surat dari Kkhalifah Umar bin Khattab tidak pernah ada tanggalnya. Jadi dia kesulitan dalam pengarsipannya.

Lalu Umar bin Khattab mengumpulkan para sahabat Nabi yang lain untuk membicarakan hal tersebut. Hasil pembahasannya disepakati peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah pada 622 Masehi sebagai acuan tahun Islam, karena saat itu titik awal membangun peradaban Islam yang kukuh.

Maka ditetapkanlah nama bulan yang pertama dalam kalender Hijriah adalah Muharram. Kemudian 15 Juli 622 Masehi, 17 tahun setelah hijrahnya Rasulullah ditetapkan sebagai 1 Muharram 1 Hijriah.

Penamaan Hijriah tentu diambil dari peristiwa hijrahnya Nabi dari Makkah ke Madinah. Hijrah artinya migrasi atau pindah. Sedang Muharram berarti yang “diharamkan” atau dipantang. Yaitu larangan melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Karena menurut sebuah hadist, Muharram adalah bulannya Allah. Bulan yang dimuliakan Allah. Disebut juga Syahrullah. Bulan Allah yang sunyi.

Nabi memutuskan hijrah melalui proses yang panjang, setelah berjuang keras menyebarkan Islam di Makkah selama 13 tahun. Tempat baru  itu sebelumnya bernama Yatsrib, lalu diubah Nabi menjadi Madinah. Artinya kota atau tempat peradaban.

Untuk mengakomodasi masyarakat Madinah yang plural, di mana bermukim orang Muslim, Yahudi dan suku-suku lainnya, Nabi Muhammad memprakarsai apa yang disebut dengan Mitsaq al-Madinah atau Piagam Madinah. Sangat monumental, yang membuat masyarakat Madinah kompak dan beradab.

Bulan Muharram mencatat beberapa peristiwa penting dalam sejarah perjalanan para Nabi dan Rasul. Di antaranya Nabi Adam as diterima taubatnya oleh Allah SWT. Nabi Idris memperoleh derajat yang luhur atas kasih sayang terhadap sesama. Nabi Musa memperoleh anugerah kitab Taurat ketika berada di Bukit Tursina atau Sinai.

Nabi Nuh terlindungi dari bahaya banjir bersama umatnya. Nabi Ibrahim terhindar dari bahaya api dan fitnah Raja Namrud. Nabi Yusuf bebas dari tahanan Raja Mesir akibat tuduhan zina dengan Dewi Zulaichah. Nabi Yacub sembuh dari penyakit mata karena menangisi anaknya Nabi Yusuf yang menghilang .

Nabi Yunus bisa keluar dari perut ikan hiu tempat persembunyiannya karena dikejar umatnya. Nabi Sulaiman mendapatkan istana yang indah. Nabi Daud disucikan dari dosanya. Nabi Musa diselamatkan dari kejaran pasukan Fir’aun dan kaumnya bani Israel.

Yang paling istimewa, Nabi Muhammad SAW memperoleh Alquran sebagai petunjuk dan pegangan hidup sepanjang masa bagi umatnya. Karena selain di Makkah, Alquran selama 10 tahun juga diturunkan di Madinah sejak hijrahnya Rasulullah.

Orang Jawa yang beragama Islam dan masih menggunakan penanggalan Jawa, maka bulan Muharram itu disebut juga bulan Suro. Tanggal 1 Suro, ya sama dengan 1 Muharram. Jadi untuk tahun 2022, jatuh pada Sabtu pahing, 30 Juli.

Menyambut Tahun Baru Islam, berbagai acara dan tradisi digelar masyarakat Islam di Indonesia. Mulai pawai obor, Kirab Muharram di Keraton Surakarta, keliling keraton Yogyakarta, tradisi Nganggung di Bangka dan Ngadulang di Jawa Barat.

BELAJAR DARI UMAR

Kita baru saja menghadapi wabah Covid-19 yang sangat luar biasa. Tidak kurang 6 juta orang Indonesia terkena dan 156 ribu yang meninggal dunia. Sedang total dunia mencapai 574 juta orang, di mana 6,4 juta di antaranya meninggal dunia.

Salah satu cara mencegah penularan Covid, kita dilarang bepergian ke daerah yang terserang. Daerah yang terkena juga melakukan langkah lockdown. Bahkan sekolah dan bekerja terpaksa dilakukan secara online dan WFH (work from home).

Cara ini ternyata sudah dilakukan sejak zaman Nabi ketika ada wabah lepra. Juga pada saat Khalifah Umar bin Chattab melakukan perjalanan atau rihlah ke negeri Syam. Ketika sampai di suatu wilayah bernama Sargha, Umar dan rombongan mendapat kabar bahwa negeri Syam tengah dilanda wabah qu’ash.

Qu’ash adalah virus yang menyerang  binatang ternak. Hewan yang terkena mengeluarkan lendir yang banyak. Lalu mati seketika. Belakangan juga menjangkiti manusia pada saat itu.

Umar bermusyawarah dengan anggota rombongan yang terdiri dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Apakah tetap melanjutkan perjalanan atau terpaksa balik kembali ke Madinah. Tapi terjadi perbedaan di antara mereka dalam menyikapinya.

Lalu Khalifah meminta pendapat kepada sesepuh Quraisy. Sarannya agar Umar dan rombongan tidak melanjutkan perjalanan menuju kota yang sedang diserang wabah penyakit.

“Menurut kami, engkau beserta orang-orang yang bersamamu sebaiknya kembali ke Madinah dan janganlah engkau bawa mereka ke tempat yang terjangkit penyakit itu,” ujar sesepuh Quraisy tadi sebagaimana dikutip dalam buku Pesona Akhlak Nabi.

Abu Ubaidah bin Jarrah, panglima yang mengabari adanya wabah itu mempertanyakan rencana Umar balik ke Madinah.   “Kenapa engkau melarikan diri dari ketentuan Allah?!(” katanya memberi alasan.

Umar pun menjawab, bahwa apa yang dilakukannya bukanlah melarikan diri dari ketentuan Allah melainkan untuk menuju ketentuan-Nya yang lain.

Keputusan itu didukung juga oleh pendapat Abdurrahman bin Auf. Dia meriwayatkan suatu ketika Rasulullah melarang seseorang untuk memasuki suatu wilayah yang terkena wabah penyakit. Begitu juga masyarakat yang terkena wabah tersebut untuk tidak meninggalkan atau keluar dari wilayahnya. Ini cara terbaik agar wabah tidak menular ke mana-mana.

“Jika kalian mendengar tentang wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu,” begitu sabda Rasulullah SAW seperti diriwayatkan dalam hadist Bukhari dan Muslim.

Di antara sahabat Nabi Muhammad SAW yang meninggal akibat wabah di negeri Syam adalah Mu’adz bin Jabbal, Abu Ubaidah, Syarhbil bin Hasanah, Al-Fadl bin Al-Abbas bin Abdul Muthalib.

Saya jadi teringat dr Sriyono, Kabid Kesehatan Masyarakat dan PLT Kabid Pen}{gendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan. Dia dokter pertama di Balikpapan yang meninggal akibat Covid-19, pada tanggal 19 Agustus 2022 setelah dirawat seminggu di RSUD Kanujoso.

Sejumlah tokoh politik juga meninggal karena Covid. Di antaranya Wakil Ketua DPRD Balikpapan Thohari Azis, yang terpilih menjadi wakil wali kota Balikpapan. Bupati Berau H Muharram dan mantan wali kota  Bontang Adi Darma.

Kita berdoa mereka yang meninggal akibat Covid mati sahid seperti disabdakan Rasulullah kepada umatnya yang terkena wabah pada zamannya.

Dengan semangat 1 Muharram 1444 Hijriah, kita harus mampu hijrah.  Hijrah dari keadaan yang sulit dan berat menuju keadaan yang lebih baik. Semangat 1 Muharram juga kita butuhkan  dalam situasi  menghadapi resesi global, yang bisa melanda kita semua. Semoga Allah SWT selalu menjaga dan menolong kita semua. Aamiin.(*)