
Catatan Rizal Effendi
BANKALTIMTARA berulang tahun. Tepatnya Selasa, 14 Oktober 2025 kemarin. Usianya cukup matang, 60 tahun. Wajah Bankaltimtara tampak ceria. Bukan keriput. Semua kantornya penuh hiasan. Ada kue ultah dan kiriman bunga ucapan dari banyak nasabah dan relasi. Meriah, penuh kehangatan dan penuh makna.
Di Kantor Pusat Bankaltimtara, Jl Jenderal Sudirman 33 Samarinda, Dirut Bankaltimtara M Yamin bersama direksi lainnya plus komisaris menggelar acara syukuran. Hadir Wakil Gubernur Ir. Seno Aji dan Wakil Ketua DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis, Wakil Wali Kota Samarinda Saefuddin Zuhri, serta undangan lainnya.
Wagub didaulat memotong tumpeng, lalu diserahkan kepada Yamin. Dia mengucapkan selamat dan berharap Bankaltimtara terus menjadi mitra strategis Pemda dalam mendukung pembangunan ekonomi dan sosial untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
“Pemprov Kaltim siap terus bersinergi dengan Bankaltimtara dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan menyejahterakan masyarakat,” tandasnya.

Sebelumnya M Yamin menyampaikan rasa syukur atas usia yang ke-60 serta apresiasi kepada seluruh karyawan, mitra, dan pemerintah daerah yang selama ini telah bersama-sama membangun Bankaltimtara.
“Peringatan HUT ke-60 bukan sekadar seremoni, melainkan momentum Bankaltimtara untuk bersyukur atas perjalanan panjang yang penuh makna serta untuk terus berkomitmen meningkatkan dedikasi dan inovasi demi kemajuan Bankaltimtara yang kita cintai bersama,” lanjutnya.
Acara peringatan 60 tahun yang bertema “Inovasi & Dedikasi 60 Tahun Bankaltimtara” ditandai dengan peluncuran Simpator PKB, Simpatda Tarakan, E-Retribusi Pelabuhan Buluminung, Eporporasi Pemda Kukar, E-Katalog versi 6, serta fitur Omni Channel dan Cardless Cash Withdrawal (CCW) pada aplikasi DG by Bankaltimtara.
Selain itu juga dilaksanakan berbagai kegiatan sosial di antaranya donor darah, pemeriksaan kesehatan gratis, tahfidz Al Quran, pemberian santunan kepada anak yatim serta penyandang disabilitas.
Peringatan akan ditutup dengan agenda tahunan Bankaltimtara yaitu Kaltim Bersalawat ke-13, yang akan berlangsung di GOR Kadrie Oening pada 24 Oktober mendatang.
Suasana syukuran 60 tahun juga berlangsung di semua kantor cabang Bankaltimtara di seluruh wilayah Kaltim dan Kaltara. “Kita di cabang juga mengadakan acara syukuran, olahraga, pemeriksaan kesehatan, dan kegiatan bakti sosial,” kata Kacab Bankaltimtara Balikpapan, Yudhi Susatyo.

Bankaltimtara didirikan dan diresmikan Gubernur Kaltim Abdoel Moeis Hasan pada tanggal 14 Oktober 1965. Sangat bersejarah, dua minggu setelah tragedi nasional, pemberontakan G30S/PKI. Dirut pertamanya adalah H Mansjah Usman, orang Samarinda yang awalnya tokoh pendidikan dan seorang penyair. Mansjah terlibat dalam pendirian SMA dan Universitas Mulawarman.
Berdasarkan Perda No 03 tanggal 19 September 1964, awalnya nama Bankaltimtara adalah Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur, yang akrab disebut BPD Kaltim.
Belakangan dengan Perda No 08 Tahun 2016 bentuk badan hukum BPD Kaltim berubah dari perusahaan daerah menjadi perusahaan terbatas atau PT. Setahun kemudian pada bulan November 2017 karena ada pemekaran wilayah dengan lahirnya Provinsi Kalimantan Utara, maka BPD Kaltim menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara atau disingkat menjadi Bankaltimtara.
Ketika didirikan modal dasar BPD Kaltim sebesar Rp100 juta. Tapi setahun kemudian menyusut jadi Rp100 ribu karena adanya kebijakan redenominasi dari pemerintah, di mana nilai Rp1.000 menjadi Rp1.
Menariknya, para pemegang saham BPD Kaltim waktu itu selain pemerintah provinsi dan Pemda Tingkat II, juga ada pihak swasta. Besarnya 7,29 persen. Tapi saham perseorangan itu belakangan sudah dibeli, sehingga sepenuhnya sampai sekarang milik Pemda.
Komposisi kepemilikan saham per 31 Desember 2024, terbesar Pemprov Kaltim dengan nilai Rp5,1 triliun/1.020.000 lembar (66,49 persen), menyusul Kutai Kartanegara Rp596.225.000.000/119.245 lembar (7,77 persen), Berau Rp304.165.000.000/60.833 (3,97 persen), Bulungan Rp255 miliar/51 ribu lembar (3,32 persen), Pemprov Kaltara Rp250 miliar/50 ribu lembar (2,13 persen) dan Balikpapan Rp163.065.000.000/32.613 lembar (2,13 persen).
Selanjutnya Paser Rp 150 miliar/30 ribu lembar (1,96 persen), Kutim Rp133.620.000.000/26.724 lembar (1,74 persen), Tana Tidung Rp132.610.000.000/26.522 lembar (1,73 persen), Kubar Rp 104.625.000.000/20.925 lembar (1,36 persen), Bontang Rp100.100.000.000/20.020 lembar (1,30 persen), Malinau Rp78.390.000.000/15.678 lembar (1,02 persen) dan Nunukan Rp77.375.000.000/15.475 lembar (1,01 persen).
Kelompok daerah yang sahamnya di bawah satu persen, yaitu Tarakan Rp72.630.000.000/14.526 lembar (0,95 persen), Samarinda Rp64.925.000.000/12.985 lembar (0,85 persen), PPU Rp57.600.000.000/11.520 lembar (0,75 persen) dan Mahulu Rp30 miliar/6.000 lembar (0,39 persen).
Kita tidak tahu mengapa setoran modal dari Pemkot Samarinda terbilang kecil? Padahal ibu kota provinsi. Apalagi kantor pusat Bankaltimtara berada di sini. Bisa jadi juga Wali Kota Andi Harun masih banyak kebutuhan. Jadi dana APBD-nya belum ada yang bisa disisihkan. Maklum banyak proyek besar di Samarinda mulai penataan tepi Sungai Mahakam, revitalisasi Pasar Pagi sampai pembangunan terowongan. Apalagi sekarang lagi musim pemangkasan anggaran.
Dari 17 daerah yang melakukan penyetoran modal, maka total modal disetor Bankaltimtara mencapai Rp7,6 triliun atau tepatnya Rp7.670.330.000.000. Dengan modal disetor sebanyak itu, maka Bankaltimtara pada saat ini menempati posisi pertama atau tertinggi kelompok bank perseroan daerah di Indonesia dengan modal inti Rp6-14 triliun.
Dari buku Laporan Tahunan 2024, tercatat total aset Bankaltimtara mencapai Rp51,11 triliun. Sementara total kredit yang diberikan mencapai Rp19,72 triliun, pendapatan bunga & syariah Rp2,54 triliun, pendapatan operasional Rp263,05 miliar, serta laba tahun berjalan mencapai Rp549,74 miliar atau naik 37,93 persen.

PRIORITASKAN ORANG DALAM
Berkat kerja keras dan segala inovasi yang dilakukan, Bankaltimtara tiap tahun meraih berbagai penghargaan dan berbagai pengakuan. Itu bukti bahwa bank ini memang berprestasi dan diawaki orang-orang yang tepat serta punya kualitas dan visi jauh ke depan.
Di tahun 2025 ini, ada beberapa penghargaan diraih Bankaltimtara. Dalam ajang 22nd Banking Service Excellence Awards (BSEA) 2025 yang diadakan Infobank dan Marketing Research Indonesia (MRI), Bankaltimtara menerima dua penghargaan bergengsi. Yaitu The Best Service Excellence for 5 Consecutive Years (2020-2024) dan The 2nd Best Region Bank in Excellence Website.
Sebelumnya Bankaltimtara juga meraih TOP BUMD Awards 2025 Bintang 5 untuk ke-8 kalinya secara berturut-turut.
Yang menarik dan membanggakan, dua pembina utama Bankaltimtara yaitu Gubernur Kaltim H Rudy Mas’ud dan Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang menerima penghargaan sebagai TOP Pembina BUMD 2025. Sementara Dirut Bankaltimtara M Yamin dianugerahi penghargaan sebagai TOP CEO BUMD 2025.

Bankaltimtara juga meraih penghargaan dengan predikat “Gold” untuk kategori Well Implementation Control (WIC) pada Awarding Ceremony Indonesia Operation Banking Summit (IOBS).
Dalam ajang Indonesia Digital Technology and Innovation (IDTI) Awards 2025, Bankaltimtara sukses meraih 3 penghargaan prestisius berkat terobosannya dalam transformasi digital dan tata kelola berbasis data.
Ketiga penghargaan itu adalah Best Cybersecurity Initiative of The Year Diamond, Best Data-Driven Performance & KPI Optimization – Platinum serta Best CEO in Digital Transformation – Regional Champion untuk Dirut M Yamin.
Sebelumnya dalam ajang Starting Year Forum 2025, Bankaltimtara meraih The Best Region in Customer Resilience Level, The Best Region Bank ini Marketing Engagement Index, The 2nd Best Region in Customer Loyalty, The 3rd Best Region Bank in Engagement 2025 serta The 3rd Best Region Bank ini Net Promoter Score.
Economic Review juga menobatkan Bankaltimtara sebagai The Best Indonesia GCG Award-IX 2025 Gold Award dengan kategori B-Excellent-4 Stars.
Selama 60 tahun beroperasi, kepengurusan Bankaltimtara sudah 6 kali berganti direktur utama. Dirut pertama H Mansjah Usman (1965-1980), kemudian “Si Eksentrik” Abdul Madjidhan (1980-1991), lalu Bahagia Yusuf (1991-1999), menyusul “Si Banyak Akal” Aminuddin (1999-2011), lalu diteruskan Zainuddin Fanani (2011-2020) dan M Yamin, yang diangkat jadi dirut saat pandemi Covid-19. Tapi dia sukses berjuang sehingga ada pemenuhan setoran modal dari Pemprov Kaltim sebesar Rp3,4 triliun.
Hebatnya ke-6 dirut itu adalah orang daerah dan terpilih menjadi dirut dari lingkungan internal. Karena itu banyak yang berharap pemimpin Bankaltimtara di masa depan tetap menjaga tradisi ini.

Tim direksi Bankaltimtara saat ini selain M Yamin sebagai dirut, ada Siti Aisyah sebagai Direktur Kredit, Muhammad Edwin sebagai Direktur Bisnis & Syariah serta Yenny Israwati sebagai Direktur Operasional & Manajemen Risiko. Sedang dewan komisarisnya yaitu Eny Rochaida sebagai Plt Komisaris Utama Independen, Bela Barus (anggota Dewan Komisaris Independen) serta Suriansyah (anggota Dewan Komisaris Non Independen.
Di saat merayakan HUT ke-60, kabarnya Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud akan melakukan pergantian pengurus. Baik di kursi komisaris maupun direksi. Banyak yang berharap kader internal diprioritaskan. Anggaran Dasar Perseroan Bankaltimtara juga mengamanahkan agar kepemimpinan bank ini lebih mengutamakan SDM dari dalam. Orang etam juga, bukan karena titipan atau nepotisme. Apalagi kalau dibawa dari luar.(*)