SAYA sudah lama tidak ke Surabaya. Boleh dibilang hampir setahun. Karena itu saya senang sekali mendapat undangan dari bos Platinum, Pak Charles menyaksikan peresmian hotel dia yang ketiga di kawasan Tunjungan, Minggu (29/5) lalu.
Malah sehari sebelumnya saya diajak bermain golf di lapangan golf Bukit Darmo. Padahal sudah hampir dua bulan saya tidak mengayun stick. “Siapa tahu dapat rezeki mobil BMW X1 atau Mini Cooper untuk hadiah hole in one,” kata Direktur Operasional Platinum Balikpapan, Sugianto kepada saya.
Ya, saya ikut saja bermain. Apalagi sudah lama tidak berolahraga. Kebetulan satu pairing dengan Pak Bharata, mantan kepala Bandara Aji Sultan Muhammad Sulaiman Sepinggan. Sekarang dia bertugas di Bandara Juanda. Hasilnya, saya babak belur. Sama nasibnya dengan Ketua Apindo Kaltim Slamet Brotosiswoyo. “He..he Pak Slamet lagi sial,” kata Pak Effendi, prescom PT Surya Biru Murni Acetylene tertawa. Mereka bermain di belakang saya bersama Wakil Dirut Kaltim Post Erwin D Nugroho.
Semua pemain, kalah ataupun menang mendapat hadiah door prize. Saya kebagian hadiah satu kotak bola golf Titliest. Sedang pemenang turnamen dapat hadiah uang lumayan Rp 5 juta dari bos PT Singlurus Balikpapan, Pak Panut. Salah satu pemenangnya Pak Sugianto sendiri. Jeruk makan jeruk. Tapi apa mau dikata, dia memang bermain baik. Bahkan meraih pukulan nearest.
Peresmian Hotel Platinum Tunjungan berlangsung meriah. Kebetulan lagi ada perayaan HUT ke-729 kota Surabaya. Meski macet di depan hotel, saya dan undangan bisa menyaksikan betapa meriahnya pawai bunga dan budaya. Saya sempat berfoto ria dengan sejumlah wanita India, yang ikut memeriahkan HUT Kota Buaya tersebut.
Bagi Charles sendiri, Hotel Platinum Tunjungan punya makna tersendiri. Maklum temanya seperti orang daerah menyerbu kota besar. Tentu jarang dan luar biasa. “Karena itu jadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga kami,” kata Pak Charles kompak bersama saudaranya Pak David, Pak Rudy, dan Tonny.
Menurut Direktur Umum Platinum Group, Irjen Pol (Purn) Budi Setyawan, Hotel Platinum Tunjungan adalah hotel ketiga dari Platinum Group setelah sukses Hotel Platinum Balikpapan dan Yogyakarta. “Malah hotel pertama kami di Balikpapan pernah diinapi Presiden Jokowi ketika persiapan menuju Ibu Kota Nusantara (IKN),” kata Budi.
General Manager Hotel Platinum Tunjungan Sri Nurhamsyah optimistis, hotelnya juga bakal meraih sukses seperti saudaranya di Balikpapan dan Yogyakarta. “Sekarang Surabaya seperti kota lainnya mulai bangkit setelah dilanda Covid-19 selama dua tahun. Apalagi lokasi hotel ini sangat strategis,” katanya bersemangat.
Pembangunan Hotel Platinum Tunjungan didukung sindikasi perbankan. Makanya hadir pimpinan Bank Mandiri Balikpapan, BCA, dan Bank Mega. Kalau tidak salah investasinya mencapai Rp 300-an miliar. “Alhamdulillah, Pemerintah Kota Surabaya sangat mendukung. Kami diundang untuk menerima penghargaan di Bidang Penanaman Modal Terbesar Tahun 2021/2022,” kata Sri.
Sugianto mengungkapkan, setelah Surabaya, Platinum Group akan membangun satu hotel lagi. Lokasinya belum dipastikan apakah di Balikpapan kota atau wilayah sekitarnya. “Bisa dibangun di sekitar kawasan IKN atau tetap di Balikpapan kota,” tambahnya.
Peresmian Hotel Platinum Tunjungan dilakukan oleh Staf Ahli Wali Kota Surabaya Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan, Afghani Whardana. Hadir dan terbang langsung dari Balikpapan, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso, Wagub Kaltim Hadi Mulyadi, dan Ketua DPRD Balikpapan Abdulloh, S Sos. Ketiganya memuji keberanian Charles dan keluarga berinvestasi di kota besar Surabaya.
“Sudah waktunya sektor perhotelan dan pariwisata bangkit kembali karena pandemi Covid-19 sudah dapat dikendalikan. Pemkot Surabaya juga mengapresiasi kehadiran Hotel Plantinum Tunjungan, karena membawa multiplier effects dan simbiosismutualisme yang besar,” kata Afghani.
Staf Ahli Wali Kota Surabaya ini juga mengimbau warga Kaltim yang datang ke Surabaya untuk menginap di Hotel Platinum Tunjungan. “Sekalian beli cenderamatanya di Siola,” tambahnya.
Hotel Platinum Tunjungan setinggi 20 lantai memiliki 292 kamar tidur dari berbagai tipe. Juga dilengkapi berbagai fasilitas seperti convention hall. Sama seperti Hotel Platinum Balikpapan, ada fasilitas live music dan restoran di rooftop-nya. “Indah dan asyik sekali dari rooftop memandang kota Surabaya dan kawasan Tunjungan,” kata sang manajer.
Hampir 500 undangan menghadiri acara grand opening, Minggu kemarin. Ada kalangan pengusaha, perbankan bahkan sejumlah tokoh. Ada Bu Noni dari Beriwi. Pengusaha H Karmin, yang juga ketua Partai Berkarya Kaltim. Mantan pejabat pun diundang, di antaranya Pak Seno (mantan kepala BPBD) dan Pak Suryanto (mantan kepala Bappeda/DLH). Ada juga Kepala Humas Pemkot Pak Slamet dan istri.
Charles dan keluarga dikenal sebagai pengusaha yang tangguh, kreatif, dan bertangan dingin. Apalagi dilengkapi dengan manajer yang juga bertangan dingin seperti Pak Sugianto. Di saat pengusaha lain terpukul akibat Covid-19, dia tetap survive. Selain perhotelan, Charles juga bergerak di bidang angkutan bus penumpang Balikpapan-Banjarmasin. Melalui PT Mitra Indah Lestari (MIL), dia juga bergerak di bidang kontraktor pertambangan. Salah satunya bekerjasama dengan PT Singlurus, perusahaan tambang terbesar dari Thailand.
Di sela-sela kesibukannya, dia masih sempat mengurus berbagai organisasi sosial. Charles juga memimpin organisasi keturunan, Paguyuban Guangzhou. Ini adalah organisasi orang-orang yang berasal dari Guangzhou, kota terbesar di Tiongkok selatan dan juga menjadi ibu kota Provinsi Guangdong. Selain itu dia juga aktif di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Karena itu dia juga mengundang Ketua FKUB Pak Muis Abdullah dan Jaelani bersama istri. Sebelum pulang, saya masih sempat menyantap menu kesukaan saya soto ambengan dan rujak cingur di Surabaya Plaza. Sayangnya malam sebelumnya saya gagal melahap rawon setan di depan Hotel JW Marriot karena jalan di depan hotel Platinum macet total. “Malam ini setannya menyingkir karena ribuan warga Surabaya lagi asyik nonton pawai,” kata Pak Totok, petugas parkir di depan hotel setengah bercanda kepada saya.(*)