HAMPIR setiap pekan rumah saya di Balikpapan Regency, penuh sesak dengan tetamu. Puluhan ibu-ibu dari berbagai perkumpulan datang. Tujuan mereka ada dua. Belajar membuat piza sekaligus berusaha mendapatkan sertifikat halal secara gratis.
Saya tak mengira istri saya, Yohana Palupi Arita yang akrab dipanggil Bunda Arita jadi ahli membuat piza. Bahkan sekarang pandai juga membuat roti tawar serta makanan bakso dan sop. Padahal puluhan tahun kariernya banyak di kantor dan organisasi. Setelah pensiun, malah banyak di dapur dan mengadon tepung.
Sebelum saya di pemerintahan, Bunda Arita sempat menjadi kepala Cabang BCA Balikpapan. Ketika saya jadi wakil wali kota dan wali kota, dia aktif menjadi ketua PKK, ketua Dekranasda, Bunda PAUD, Pembina Dharma Wanita dan berbagai organisasi. Belakangan ini juga disibukkan menjadi Bacaleg No 3 DPRD Kaltim dari Partai Nasdem.
“Bukan karena saya caleg, lalu banyak mengundang ibu-ibu datang ke rumah. Tapi kegiatan membina ibu-ibu terutama UMKM sudah sejak lama saya lakukan tanpa melihat beragam latar belakang mereka. Kita sama-sama belajar dan berbagi,” kata Bunda Arita bersemangat.
Piza adalah hidangan gurih asal negeri Italia. Dia sejenis adonan bundar dan pipih dari tepung, yang dipanggang dalam oven dan biasanya dilumuri saus tomat serta keju dengan bahan makanan tambahan lainnya yang dipilih sesuai dengan selera. Keju yang dipakai biasanya mozzarella atau keju piza, bisa juga parmesan dan beberapa jenis keju lainnya.
Topping-nya ditaburi berbagai macam sayur dan bahan di antaranya jamur, paprika, jagung, irisan ikan tuna, irisan daging, dan pepperoni. Selain mempercantik penampilan piza, juga menambah kelezatan rasanya.
Saya tidak tahu dari mana Bunda Arita belajar membuat piza. Awalnya dia sekadar coba-coba saja untuk memberi cucu-cucunya, Defa, Dafin, dan Kylo, yang memang doyan piza. Eh, tak dinyana pizanya dibilang enak, sangat gurih, dan lembut. Tak kalah dengan produk piza yang sudah terkenal.
Bunda Arita jadi rajin membuat piza. Terkadang ada juga yang pesan dan belakangan banyak ibu-ibu yang berminat belajar membuat piza. Ada yang belajar hanya untuk kepentingan keluarga saja, ada juga yang bertujuan untuk menjadikannya sebuah usaha demi menambah pendapatan keluarga. Mereka tahu piza banyak digemari karena itu bisa mereka jual dengan harga yang relatif lebih murah. Alhamdulillah, banyak yang sukses.
Bersama Ibu Pujiati, Ibu Farida, dan Ibu Siti, Bunda Arita melayani dengan sabar ibu-ibu yang berlatih. Suasananya ramai dan riuh. Terkadang ada pula pizanya yang gosong lantaran terlalu lama di-oven. “Paling lama 15 sampai 20 menit sudah harus diangkat,” kata Mas Udin yang ikut membantu.
Perkumpulan ibu-ibu yang datang belajar piza macam-macam. Di antaranya dari ibu-ibu Persatuan Istri Purnawirawan (Perip) bersama Ibu Zainal, dari Wanita Ikatan Keluarga Toraja (Wikat) yang diketuai Ibu Herlina Massolo, gabungan beberapa majelis taklim, Fatayat NU, guru-guru PAUD (Guru PAUD SPS), Bakulan Online termasuk juga dari Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Balikpapan yang diketuai Ibu Yuli Shinta Noviyanti.
“Kita senang bisa belajar membuat piza. Ini menginspirasi anggota kita dari IWAPI, yang umumnya para pengusaha,” kata Yuli bersemangat. “Alhamdulillah piza yang kita buat akhirnya jadi juga,” kata Ibu Zainal. “Terima kasih, Bunda Arita, atas pizanya,” timpal Ibu Herlina Massolo.
Secara khusus ibu-ibu Garnita Nasdem juga semangat membuat piza. Langsung dipimpin istri ketua, Irma Basir. Biasanya dia rajin membuat coto makassar dan konro. Kali ini membuat menu lain dari Eropa. “Asyik juga,” katanya sambil mengaduk adonan tepung.
Selain ibu-ibu, ada juga murid-murid sekolah yang datang belajar. Suasananya lebih ramai lagi. Di antaranya dari LPSA Aisyiah, PAUD Baitul Ilmi, PAUD Kusuma 2, MTS Sabilal Muhtadin dan lainnya. Mereka tak sabar agar pizanya segera jadi, biar bisa segera dimakan.
PROGRAM HALAL GRATIS
Bersamaan dengan belajar membuat piza, ada sebagian ibu-ibu yang sudah membuat produk jualan (UMKM) sekalian mengikuti program mendapatkan sertifikat halal gratis (Sehati), yang dipandu Miss Egi. Juga ada Ibu Nova Rahman dari Green Generation, yang membantu pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB).
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) tahun 2023 ini membuka program satu juta Sehati melalui mekanisme pernyataan pelaku usaha (self declare). Untuk mengikuti program Sehati, pelaku usaha dapat mengakses ptsp.halal.go.id atau bisa juga melalui aplikasi Pusaka.
Pusaka merupakan aplikasi yang menghadirkan berbagai fitur layanan online Kementerian Agama untuk masyarakat di antaranya untuk sertifikat halal. Aplikasi ini dapat diunduh di Playstore bagi pengguna android atau di Appstore bagi pengguna iOS.
Menurut Miss Egi, syarat pendaftaran Sehati di antaranya produk tidak berisiko atau menggunakan bahan yang tidak halal termasuk proses produksinya, memiliki NIB, memiliki lokasi, tempat dan alat proses produk halal (PPH) serta memiliki surat izin edar dan sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Berdasarkan ketentuan, setelah 17 Oktober 2024 mendatang, bagi pelaku usaha makanan dan minuman, hasil sembelihan, serta jasa penyembelihan harus bersertifikat halal. Jika belum, maka akan dikenai sanksi.
Miss Egi adalah Pendamping Proses Produk Halal (P3H) di bawah naungan lembaga ULS Halal Center Universitas Mulawarman (Unmul). Dia yang memandu para pelaku usaha UMKM yang ingin mengikuti program Sehati. Alhamdulillah, sampai sekarang tidak kurang 400 orang yang sudah berhasil mendapatkan. Bahkan penyerahan sertifikatnya difasilitasi oleh Bank Indonesia Perwakilan Balikpapan belum lama ini.
Menurut ULS Halal Center Unmul, Miss Egi adalah P3H yang paling tinggi dan sukses mendampingi pelaku usaha untuk mendapatkan sertifikat halal gratis. “Kami menyatakan salut dan terima kasih, sekaligus sangat menginspirasi P3H yang lain,” kata wakil dari Halal Center Unmul.
Ketika menghadiri acara Ngobrol Santai, penggagas Rumah Perumahan Prof Rhenald Kasali memuji kegiatan yang dilakukan Bunda Arita. “Apa yang dilakukan Bunda Arita sangat menginspirasi pelaku usaha UMKM. Lanjutkan terus, pasti bermanfaat untuk kemajuan ekonomi kita,” ucapnya bangga.(*)