KERUKUNAN Bubuhan Banjar (KBB) Sedunia sudah punya raja baru. Namanya Paman Birin. Ini panggilan akrab untuk Gubernur Kalimantan Selatan Dr (Hc) H Sahbirin Noor, S.Sos, M.H. Dia kerap dipanggil begitu karena Sahbirin adalah pamannya raja batu bara Kalsel, Andi Syamsuddin Arsyad, yang dikenal sebagai H Isam.
Istilah “raja Banjar” juga sebutan untuk tokoh yang terpilih menjadi ketua umum KBB Sedunia atau Pusat. Tadinya sang ketua H Rudy Ariffin, gubernur Kalsel dua periode (2005-2015). Sidin (beliau) mengundurkan diri karena sudah terlalu lama. Bayangkan Rudy memimpin KBB sudah 17 tahun sejak organisasi itu terbentuk.
“Kami menghargai permintaan sidin, karena itu kami meminta Paman Birin menggantikan sesuai pesan Pak Rudy. Alhamduliilah sidin bersedia,” kata Ketua KBB Kaltim Irianto Lambrie, mantan gubernur Kaltara yang didaulat menjadi ketua tim formatur.
Sebelumnya telah dilaksanakan Kongres Bubuhan Banjar Sedunia di Banjarmasin dan Banjarbaru, 13-15 Desember 2022. Salah satu tugasnya adalah memilih pengurus baru terutama ketua umumnya. Terpilih sebagai ketua tim formatur Irianto Lambrie, tokoh kelahiran Rantau, Tapin didampingi Ketua KBB Jatim H Noor Alamsyah, Ketua KBB Kepulauan Riau H Muhammad Arfani dan Staf Khusus Gubernur Kalsel Taufik Arbain.
Tim formatur mendapat kepastian kesediaan Paman Birin setelah mereka bekunjang ke rumah dinas gubernur, pekan lalu. “Paman Birin bersedia dan bahkan meminta pengukuhannya sebelum tanggal 26 Januari mengambil momentum haul Abah Sekumpul, KH Muhammad Zaini bin Abdul Gani,” kata Irianto.
Karena itu Paman Birin mengundang bubuhan Banjar di mana saja berada termasuk di luar negeri untuk datang. Pelantikan dan pengukuhan Paman Birin dan pengurus lainnya direncanakan tanggal 20 dan 21 Januari mendatang. “Hayo bulik kampung bubuhan sebarataan, sekalian bersama-sama mengikuti haul Abah Guru Sekumpul,” ajak beliau.
Haul Abah Guru Sekumpul ke-18, yang dijadwalkan Kamis malam, 26 Januari 2023 adalah haul pertama setelah Covid-19. Atas kesepakatan ulama dan gubernur, pelaksanaannya berlangsung di kediaman Gubernur Sahbirin di Kampung Keramat, Martapura.
Diperkirakan ribuan orang dari berbagai penjuru banua bakal datang. “Kami juga mengundang tamu dari luar, khususnya dari Pesantren Tebu Ireng Jombang,” kata KH Wildan Salman, yang dikenal dengan panggilan Guru Wildan.
Dalam pesan pertamanya kepada bubuhan Banjar, Paman Birin minta semua warga Banjar yang tinggal di banua manapun terutama banua orang agar menjaga solidaritas dan kerukunan. “Tunjukkan kita bubuhan yang cinta damai, kompak dan bisa berbuat terbaik untuk semua orang,” tambahnya.
Seperti juga orang Sulawesi dan Sumatera, orang Banjar juga banyak tinggal di berbagai banua. Mulai di Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura dan bahkan Amerika dan Eropa. Kalau kita umrah dan haji ke Tanah Suci, pasti bertemu bubuhan Banjar yang jadi mukimin di sana. Ada yang belajar agama, ada juga yang begawi dan berjualan macam-macam.
Waktu ulun tulak ke Tanah Suci nyaman nukar makanan lawan bubuhan. Ada yang bejual gangan asam, sayur bening, sop dan iwak bebanam. Kalau handak mencium batu Hajar Aswad, banyak juga bubuhan kita yang handak mendangani.
Menurut Irianto, kira-kira ada 6 juta orang Banjar tersebar di seluruh dunia. Sejak abad ke-19, orang Banjar sudah merantau sampai ke semenanjung. Ada di negara tetangga bahkan sampai ke Amerika dan Jerman. Dia sempat bedapat bubuhan kita di sana. “Artinya kita ini suku atau bangsa yang tangguh,” tandasnya.
Banyak juga tokoh Banjar menjadi pemimpin dan tokoh nasional. Mulai tokoh politik sampai tokoh agama. Seperti KH Muhammad Arsyad Al-Banjari, Pangeran Antasari, KH Idham Chalid, Syamsul Mua’arif, KH Muhammad Abdul Gani, Gusti Muhammad Hatta sampai Fadjroel Rachman, yang sekarang menjadi Duta Besar Indonesia di Kazakhstan.
Ada juga Ahmadi Noor Supit, yang baru saja dilantik menjadi anggota BPK RI. Meski lahir di Purwakarta, tapi hidup bertahun-tahun di Banjar. Dia terpilih menjadi anggota DPR RI beberapa periode dari dapil Kalsel. Termasuk Mahyudin, yang lahir di Tanjung. Dia pernah menjadi bupati Kutai Timur, anggota DPR RI dan sekarang menduduki posisi wakil ketua DPD RI.
PENGUSAHA BANJAR
Bersamaan kongres memilih pengurus baru, dilaksanakan juga Kongres Budaya Banjar VI, yang khusus membahas pengembangan budaya Banjar ke seluruh banua. Kongres menyepakati budaya Banjar yang bernilai tinggi perlu dilestarikan dan digaungkan ke mancanegara. Mulai adat istiadat, keragaman makanan, pakaian adat sampai seni tari dan musik.
Siapa yang tak kenal dengan John Tralala, seniman madihin paling populer. Juga grup musik Radja. Ada lagu Banjar yang melegenda yaitu ampar-ampar pisang. Kalau makanan banyak sekali, mulai soto banjar, ayam goreng banjar, sate banjar sampai 41 macam wadai banjar.
Koleksi busana dan perhiasan serta kerajinan Banjar juga banyak dikenal. Baju sasirangan, sudah tak asing lagi. Sangat populer. Batu dan intan Martapura sering dicari orang di mana-mana. Di Balikpapan, ada seniman tari asal Banjar. Namanya Yatim. Banyak penghargaan diraihnya. Dia gigih mengembangkan budaya tari Banjar di Kota Minyak.
“Kongres Budaya Banjar menjadi momentum kita untuk melestarikan, mengembangkan dan terus memperkenalkan budaya Banjar ke berbagai banua,” kata Ketua KBB Riau, H Syamsuddin Uti, yang juga wakil bupati Kabupaten Indragiri Hilir. Dari masyarakat Melayu dia mendapat gelar Datuk Natawarga Laksana.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor minta agar budaya Banjar benar-benar menjadi jati diri serta kepribadian orang Banjar, yang tidak pernah hilang meski zaman berubah. “Budaya Banjar mengandung pesan pendidikan, moral, bernilai hiburan dan keindahan serta diperkaya dengan petuah-petuah dan ujar-ujar, yang bermanfaat bagi harmonisasi kehidupan masyarakat,” katanya dalam sambutan tertulis, yang dibacakan Sekda Kalsel Roy Rizali Anwar.
Saat Kongres berlangsung, ada gagasan menarik dari Ketua DPRD Banjar H Muhammad Rofiqi. Dia ingin menyatukan dan membuka jaringan para pengusaha Banjar se-Indonesia bahkan sedunia. Sepertinya Rofiqi terinspirasi seperti dilakukan pengusaha Sulawesi. Misalnya tiap tahun menggelar pertemuan Saudagar Bugis.
Tidak ada salahnya di sela Kongres Bubuhan dan Budaya Banjar, juga dilaksanakan Kongres Pengusaha Banjar. Bahkan Kongres Cendekiawan dan Tokoh Banjar. Ada kecenderungan belakangan agak berkurang tokoh Banjar di pentas politik nasional. Baik yang duduk di legislatif maupun eksekutif serta militer.
Ketua KBB Pusat Rudy Ariffin menyerahkan penghargaan “Anugerah Bakti Buana” kepada 5 tokoh Banjar di antaranya Ketua KBBKT Irianto Lambrie (paling kanan) dan Ketua KBB Balikpapan H Redi Asmara (kedua dari kiri).
Dulu ada dua Pangdam VI/Mulawarman berasal dari orang Banjar. Yaitu Mayjen TNI Zaini Azhar Maulani dan Mayjen TNI Rusmadi Siddik. Mereka bertugas tahun 1988 dan 1991. Salah seorang gubernur Kaltim pernah dari orang Banjar yaitu Mayjen TNI Abdoel Wahab Sjahranie. Dan satu lagi Wagub Kaltim yaitu Dr H Farid Wadjdy (2008), yang sekarang menjadi rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kaltim di Samarinda.
Irianto Lambrie juga menjadi catatan tersendiri. Dia menjadi tokoh Banjar yang pernah menjadi gubernur Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pertama, sejak dibentuk dan dimekarkan dari Provinsi Kaltim tahun 2012.
Alhamdulillah, saya sempat 15 tahun di pemerintahan Kota Balikpapan. Lima tahun menjadi wakil wali kota dan 10 tahun menjadi wali kota. Sebelumnya saya menjadi Pimred Kaltim Post, koran daerah yang berada di bawah payung Jawa Pos Group.
Saya sering bersama-sama H Redi Asmara, ketua KBB Balikpapan, yang juga dikenal sebagai pengusaha tangguh. Dia juga bergerak di usaha pertambangan batu bara. Pengusaha yang punya koleksi puluhan mobil-mobil antik ini, juga rajin menanam buah. Di antaranya durian, lai dan langsat. “Jangan sampai anak cucu kita kada tahu lagi buah-buah dari Banjar,” katanya mengingatkan.
Sebelum berlangsung kongres di Banjar, digelar lebih dulu kegiatan pra-kongres di Balikpapan, akhir Oktober 2022. Acara berlangsung di Hotel Grand Tiga Mustika, milik pengusaha Banjar juga. Saya sempat hadir. Pakai baju dan laung sasirangan, topi adat khas suku Banjar. Harat jua. Cuma kalah banyak lawan kumis dan kantongnya H Redi. Ulun rancak menyambat sidin “raja Banjar” urang Balikpapan.(*)