SAYA datang terlambat. Baru pada babak kedua saya sampai di Stadion Batakan. Persiba lagi bertanding melawan Persipura Jayapura, Sabtu (18/11) sore. Pertandingan dimulakan pukul 15.00. Bukan malam hari. Kabarnya atas permintaan keamanan. Menghindari kemarahan pendukung Persiba karena tim kesayangannya kalah terus.
Di luar stadion, petugas kepolisian memang cukup banyak. Mereka diperintahkan berjaga-jaga. Tidak seperti biasanya. Akhirnya ketegangan para petugas luruh karena hasil pertandingan Persiba menang meyakinkan 3-1.
Saya duduk di tribun Selatan. Di kubu pendukung fanatik Persiba, Balistik. Suasana haru dan gembira menyatu di wajah mereka. Apalagi ketika diperdengarkan antem Persiba, “Berjanji untuk Setia,” yang menandai kemenangan dari tim Beruang Madu.
Pertandingan lawan Persipura itu pertandingan krusial. Pertandingan pertama Persiba di bawah penanganan manajemen baru dari Pak Gede Widiade ke tangan Mohammad Rafii Perdana (MRP).
MRP bukan orang baru di sepakbola. Putra mantan wakapolri Komjen Pol (Purn) Dr (HC) Syafruddin Kambo ini bersama Pak Gede pernah menangani Persija Jakarta. Prestasinya sangat bagus di antaranya membawa Persija Juara Liga 1 Tahun 2018/2019. Selain Piala Presiden dan semifinalis AFC Cup.
Persiba turun ke lapangan tanpa pelatih Nil Maizar. Maklum pelatih asal Payakumbuh itu sudah didepak. Jadi yang bertugas menggantikannya sementara adalah asisten pelatih Zainal Abidin. Tapi tim Selicin Minyak ternyata bisa licin kembali bermain. Mampu menggilas tim Mutiara Hitam dengan telak 3-1. Tiga gol itu dicetak oleh Ibnu Mareza, Nevy Alexander, dan striker asing Sunday Song Longji.
Kemenangan ini awal dari tekad manajemen baru akan berjuang sapu bersih kemenangan untuk menyelamatkan Persiba tidak jatuh ke Liga 3. “Kami akan berjuang sekuat mungkin agar Persiba tetap eksis di Liga 2,” ujar Ichsan Rachmansyah, CEO baru Persiba
Sebelumnya Persiba dalam posisi genting. Dari 8 kali pertandingan, hanya sekali memetik kemenangan. Puncaknya ketika melawan Persewar Waropen di kandang sendiri pekan lalu. Hasilnya kalah memalukan 1-3. Pendukung Persiba marah, mobil bus pembawa pemain sempat dikepung.
Dengan modal kemenangan kemarin, Persiba menggeser Persipura dari urutan buncit klasemen sementara Liga 2 Grup D. Persiba naik satu tingkat ke urutan 6 dari 7 peserta. Sementara Sulut United berada di posisi puncak.
Tim Persiba masih menyisakan 3 pertandingan. Dua laga di kandang sendiri, yaitu menjamu PSBS Biak pada Kamis (23/11) dan Persipal Babel United pada 10 Desember serta satu pertandingan away atau tandang melawan Kalteng Putra FC, Kamis (30/11).
“Kami akan mendatangkan pelatih dan pemain baru, untuk memberikan dampak positif pada penampilan Persiba di masa datang,” kata MRP.
“BUMI PERTIWI”
Tantangan manajemen baru sangat berat. Selain menaikkan kembali prestasi Persiba, juga mencari sponsor untuk dukungan dana operasional. Sebab pemasukan dari tiket penonton sangat terbatas. Pertandingan Persiba lawan Persipura sepertinya tak sampai dua ribu orang yang menonton.
Kepada wartawan, Ichsan mengharapkan dukungan Pemerintah Kota dan pengusaha atau perusahaan di Balikpapan agar manajemen Persiba mempunyai kekuatan lebih maksimal dalam memajukan prestasi tim.
“Untuk mendapat dukungan dari Pemkot Balikpapan, kami sangat terbuka untuk menjalin komunikasi dan mengenal satu sama lain,” katanya serius.
Mengutip pemberitaan apahabar.com, mantan bos Persiba Gede Widiade sempat menggambarkan kurangnya dukungan pemerintah Balikpapan kepada Persiba. Sampai akhir kepemimpinannya, dia menyatakan hanya Balistik yang mempunyai andil dukungan yang begitu besar. “Yang lain termasuk pemerintah kota terasa kurang,” ungkapnya.
Menurut Ichsan, pihaknya juga sangat berharap para pengusaha atau perusahaan yang banyak beroperasi di Balikpapan ikut berpartisipasi menjadi sponsor. “Kami sudah mendapat beberapa sponsor baru dari luar, tapi juga sangat berharap yang dari Kaltim terutama dari Balikpapan,” tambahnya.
Dalam keterangan terpisah kepada wartawan, Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud terkesan kurang sreg dengan pengalihan manajemen dari Gede Widiade langsung ke MRP. “Seharusnya serahkan dulu ke Pemkot. Kembalikan saja ke ‘Ibu Pertiwi.’ Biar Pemkot yang cari solusinya. Saya siap datangkan investor dan orang yang siap mengelola Persiba,” katanya seperti diberitakan Kaltimkita.com.
Rahmad menyangkal kalau dirinya dianggap tidak peduli dengan Persiba. Dia mengaku pernah menjadi manajer Persiba. Demi Persiba, dia banyak mengeluarkan dana pribadi waktu itu. Tapi sekarang Persiba merupakan tim profesional, yang sudah berbadan hukum sebagai perseroan. “Jadi bukan saya tidak peduli, tapi memang kondisinya sudah berbeda,” jelasnya.
Ketika masih sebagai wakil wali kota tahun 2019, Rahmad sempat menjadi presiden Klub Persiba menyusul mundurnya manajemen lama yang dipimpin H Syahril HM Taher. Tapi hanya dua bulan, tiba-tiba dia menulis surat pengunduran diri. Pemkot sempat meminta Rahmad tidak mundur. Tetapi gagal. Salah satu alasannya waktu itu karena keterlambatan kontrak pemain akibat legalitas peralihan yang belum tuntas dengan manajemen lama. Sementara manajemen lama menganggap sudah selesai, kecuali soal pemenuhan kesepakatan tentang sisa pembayaran.
“Sebagai investor terpilih dengan berat hati kami menyerahkan kembali pengelolaan Persiba kepada Pemerintah Kota Balikpapan,” kata Rahmad dalam surat pengunduran dirinya, yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Dalam keadaaan yang benar-benar genting, Persiba akhirnya terselamatkan dengan kehadiran Gede Widiade. Dia berkenan mengelola Persiba setelah ditemui Sekda Pemkot saat itu, Sayid Fadli di Jakarta. Hampir 4 tahun menangani Persiba, akhirnya Gede juga melepas dengan berat hati. Syukur ada MRP, yang bersedia menjadi penggelola baru.
“Sejak Senin, 13 November 2023, saya mengambil alih manajemen Persiba dan melanjutkan perjuangan Pak Gede demi menyelamatkan dan memajukan Persiba di masa datang,” kata MRP penuh semangat.
Pak Gede sendiri optimis di tangan MRP, Persiba bisa lebih berkembang lagi. Meski tak lagi berada di manajemen, Pak Gede mengaku masih berada di dalam unsur kepemilikan. “Nanti anak saya Rheza masuk dalam holding company,” jelasnya.
Ketika menonton Persiba lawan Persipura kemarin, ada yang mengusulkan kepada saya agar logo dan nama Persiba diganti. Biar ada suasana baru. “Kalau mungkin dilombakan logo baru Persiba yang lebih modern dan menjual. Namanya juga diubah. Misalnya menjadi Balikpapan City FC. Seperti Manchester City. Biar lebih tajam dan kuat,” ujarnya.
Tapi usul ini tidak gampang. Usman, salah seorang pendukung Persiba dari Batakan bilang, nama dan logo Persiba sudah menjadi satu dengan darah daging orang Balikpapan. “Tidak mudah menghilangkan sejarah. Malah nanti kita kehilangan arah,” katanya mengingatkan.(*)