Milad Bu Mei dan Pak Hadi

Bu Mei bersama alumni Fakultas Ekonomi Unmul.

MILADNYA sama-sama Kamis (9/5) kemarin. Punya hobi yang sama. Menyanyi di tempat apa saja. Tidak satu lagu. Paling kurang satu album. Tidak jarang mereka nyanyi bersama. Kalau kebetulan bertemu di tempat dan acara yang sama. Itulah Dr Hj Meiliana, SE, MM yang akrab dipanggil Bu Mei dan Pak Hadi, alias H Hadi Mulyadi, S.Si, M.Si.

Bu Mei, mantan Pj Sekprov Kaltim. Dilahirkan di Samarinda, 9 Mei 1959. Jadi usianya sekarang persis 65 tahun. Lebih muda setahun dari saya. Tapi semangatnya tak pernah kendur. Selalu ada di mana-mana. Dia masih mendapat tugas selaku ketua Tim Pelaksana Percepatan Kerjasama Pengembangan Strategis Kepariwisataan Kepulauan Maratua.

Sebelum Pileg kemarin, Bu Mei juga sempat menjadi komisaris utama PT Jamkrida Kaltim, BUMN penjaminan kredit milik Pemprov Kaltim. Dia juga masih aktif sebagai ketua Ikatan  Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) dan ketua Lembaga Seni Qasidah Indonesia (LASQI) Kaltim.

“Demi kepentingan orang banyak dan bermanfaat, saya siap mengabdi. Hidup ini memang harus diisi dengan hal-hal yang berguna untuk kepentingan yang membawa berkah,” katanya bersemangat.

Bu Mei dan saya sama-sama kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Dia sempat menjadi ketua Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unmul. Tugas itu saya lanjutkan sekarang. Tapi Bu Mei masih menjadi pengurus IKA Unmul. Kebetulan saat ini ketuanya Pak Isran Noor, mantan gubernur Kaltim.

Buah perkawinannya dengan Gusti Suhadsyah, mereka dikaruniai dua putri. Dua-duanya dokter lulusan Fakultas Kedokteran Unmul. Sekarang lagi mengambil spesialis. Sang suami lebih dulu dipanggil Yang Mahakuasa. “Hari ini saya mau ziarah ke makam orang tua dan suami,” kata Bu Mei.

Dalam perjalanan kariernya, Bu Mei sempat juga menduduki kursi kepala daerah. Dia pernah menjadi Plt Wali Kota Samarinda selama 3 bulan di akhir 2015. Lalu menjadi Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Kaltim selama 2 hari di akhir masa jabatan Gubernur Awang Faroek Ishak.

Pak Hadi didampingi Pak Isran mengiris kue ultah.

Sedang Pak Hadi, siapa juga yang tak kenal. Dia adalah mantan wakil gubernur (Wagub) Kaltim mendampingi Pak Isran. Dia juga dilahirkan di Samarinda, 9 Mei 1968. Jadi usianya 56 tahun, lebih muda 9 tahun dari Bu Mei.

Pak Hadi sekarang ketua Partai Gelora Kaltim. Sebelumnya berkiprah di PKS dan sempat menjadi anggota DPR RI dan wakil ketua DPRD Kaltim. Dia alumnus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Salah satu putra daerah terbaik, yang memiliki perjalanan karier yang moncer.

Hebatnya Pak Hadi, selain suka menyanyi juga aktif sebagai penceramah agama atau pendakwah. Tak jarang dia diundang menjadi khatib salat Jumat atau khatib salat Idulfitri dan Iduladha. Dia pernah menjadi pengajar Pondok Pesantren Darul Aman Ujung Pandang dan pengajar SMU Muhammadiyah Samarinda.

Dia menikah dengan Erni Makmur dan mereka dikaruniai 5 anak.  Uniknya, salah seorang putranya, Muhammad Al Fatih aktif dalam berbagai aksi mahasiswa dan berani mengkritik berbagai kebijakan pemerintah termasuk Pemprov Kaltim, yang dinilai tidak sejalan dengan amanah rakyat.

Sekarang Pak Hadi lagi sibuk-sibuknya. Dia kembali mendampingi Pak Isran untuk mengikuti kontestasi Pilgub Kaltim yang digelar 27 November mendatang. Sebagai petahana, mereka optimis bisa memenangi kembali perebutan kursi Kaltim-1 dan Kaltim-2 periode 2024-2029.

“Ya saya siap terus mendampingi Pak Isran untuk menuntaskan misi Kaltim Berdaulat jilid-2, demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Kaltim,” ucapnya.

Bu Mei bersama Pak Isran Noor.

SAMBEL GORENG IKAN ASIN

Saya tidak sempat bertemu langsung dengan Pak Hadi. Ucapan selamat saya kirim lewat WA. Semoga tetap sehat dan sukses tetap memimpin Kaltim bersama Pak Isran. “Tks atas doa dan perhatiannya. Doa yang sama untuk kita semua. Aamiin.” Wass@HM56.

Acara HUT di rumah Bu Mei sangat ramai. Dia tinggal di Griya Tepian Lestari (Karpotek) Blok GG No 02, Sungai Kunjang. Tak jauh dari kediaman pribadi Pak Isran.

Dalam undangan acara digelar mulai pukul 14.00 siang. Tapi tak disangka, kata Bu Mei, Pj Gubernur Akmal Malik sempat singgah di rumahnya pagi hari. “Saya mau ke Balikpapan, jadi saya singgah di sini dulu. Selamat milad Bu Mei, sehat dan sukses selalu,” kata Pak Akmal.

Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik singgah di rumah Bu Mei.

Dari Balikpapan saya berangkat sekitar  pukul 14.00. Ditemani  Pak Andi Mappapuli, ketua LPM Teritip. Sampai di rumah Bu Mei sekitar pukul 15.30. Wah, undangan begitu ramai terutama ibu-ibu. “Ini melebihi acara perkawinan,” kata Pak Andi.

Tak lama datang Pak Isran. Gayanya santai. “Ini burung jalak,” katanya bercanda. Ibu-ibu langsung berkerumunan. Apalagi kalau bukan berebut selfie. Semua ingin mendukung Pak Isran, yang lagi fokus di Pilgub Kaltim.

Salam cuan bersama Pak Isran.

Sampai saat ini Isran-Hadi belum memutuskan jalur apa yang ditempuh mereka dalam pendaftaran Pilgub nanti. Apakah jalur independen atau perseorangan atau menggunakan perahu partai. Tapi dua-duanya sangat memungkinkan. Relawannya sudah mengumpulkan 300 ribu surat dukungan melebihi batas persyaratan. Tapi mereka juga tetap mendaftar di beberapa partai.

Di rumah Bu Mei, Pak Isran langsung makan. Dia mengambil nasi, sayur santan waluh (labu) dan jagung. Lalu sambal goreng iwak asin dan ampal jagung. Sepertinya sambal gorengnya buatan Bu Mei sendiri. Soalnya dia memang pandai memasak. Pak Isran sampai minta tambah lagi.

Saya melahap martabak dan kari daging sapi. Enak sekali. Lalu minuman penutupnya cendol atau dawet kata orang. Pak Isran masih menambah makanan ringan. Yaitu yang disebut jajanan pasar, getuk, cenil dan “kawan-kawannya.”

Hampir pukul 18.00 kita baru pulang. Pak Isran menikmati suara kompak Bu Mei dan gengnya, Ganbatte yang terus menyanyi seakan sampai kiamat. Ada sekali di sela sahabatnya saya Om Buyung, yang juga suka menyanyi. Lagu Koes Plus. Maklum kita hidup di zaman itu.

Ketika saya dan Pak Isran didaulat menyanyi, Pak Isran langsung menyela. “Jangan suara yang bagus-bagus yang nyanyi, biar suara yang ‘jelek-jelek’ saja yang terus menyanyi,” katanya tertawa lepas.

Begitu  pulang saya disangui Bu Mei kue ultah dan sambal goreng ikan asin. “Titip untuk si gemoy,” katanya. Si Gemoy yang dia maksud adalah cucu saya Si Dafin, yang baru sembuh dari cacar air dan demam berdarah (DBD).

Selamat milad Bu Mei dan Pak Hadi. Karena keduanya “penyanyi,” maka saya kutip kata bijak John Lenon, penyanyi legendaris dari The Beatles, Inggris. “Hitunglah umurmu dari jumlah teman, bukan tahun. Hitunglah hidupmu dari senyum bukan air mata.”(*)  

Bu Mei bersama grup Ganbatte.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *