DUA hari menjelang Iduladha, kita kehilangan seorang tokoh. Dia adalah Muhammad Asikin bin Suharsono. Akrab dipanggil Kiky Asikin, SH. Dia meninggal dunia, Jumat (14/6) dalam usia 75 tahun, setelah dirawat di RSUD Kanujoso Djatiwibowo beberapa hari lalu.
Berita dukanya cepat menyebar di beberapa WA grup. Maklum Kiki sangat dikenal sebagai ketua Keluarga Besar Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) 1801 Balikpapan dan juga ketua Gerakan Anti Narkotika (Granat).
Saya sempat melayat di rumah duka di Jl Letjen R Suprapto, Kampung Baru Tengah bersama beberapa teman. Sempat berdoa dipimpin Ustaz Jaelani. Anak istrinya berduka, kehilangan orang yang mereka cintai dan banggakan selama hidup.
Sewaktu saya menjadi wakil wali kota di tahun 2006 dan wali kota di tahun 2011, saya sudah kenal Kiky. Berwibawa dan tegas. Tapi cepat akrab dan sangat menghargai orang lain. Dia sering bersama saya dalam berbagai kegiatan. “Selama demi kepentingan masyarakat, saya tetap dukung Pak Rizal,” tandasnya.
Sejumlah anggota FKPPI juga berkumpul di rumah duka. “Kami sangat kehilangan figur ketua yang hebat,” kata mereka. Saya lihat ada karangan bunga dukacita dari Pengurus Daerah XVIII FKKPI Kaltim. Tertera nama ketuanya, EA Simorangkir, M.AP dan sekretaris H Tommy Bustomi, M.Kom.
Ketika dilantik EA Simorangkir, April 2018, Kiky menyebutkan bahwa FKKPI 1801 Balikpapan adalah organisasi terdidik, terlatih dan siap berbakti untuk menjaga dan melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Kita akan mempertahankan NKRI bersama Pembina kita, Tentara Nasional Indonesia,” tegasnya.
Di rumah duka, ada juga karangan bunga dari DPP dan DPD Sempekat Nusantara Berdaulat (SERAT) Kaltim dan Balikpapan. SERAT adalah ormas yang menjadi Relawan Kemenangan Isran Noor-Hadi Mulyadi. SERAT aktif menyosialisasikan pasangan petahana tersebut.
“Kita kehilangan tokoh organisasi yang baik. Kita doakan husnul khotimah. Siapapun yang menggantikan harus bisa mencontoh kepemimpinan Almarhum semasa hidup,” kata H Mugeni, M.SI, ketua DPP SERAT Kaltim.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua DPD SERAT Balikpapan, Aris. “Perjuangan dan pengalaman beliau memimpin FKPPI Balikpapan luar biasa. Pergaulan dan hidupnya sangat harmonis, tegas dan berwibawa,” tambahnya.
Penuturan dari beberapa anggota FKPPI, Kiky Asikin aktif di FKPPI sejak tahun 1980. Kemudian menjabat sebagai ketua sejak tahun 1990-an sampai sekarang. Lebih 30 tahun mengabdi. “Karena kami cintai, dia seperti jadi ketua seumur hidup,” kata seorang anggota FKPPI di rumah duka.
Orang tak mengira usianya sudah kepala 7. Punya anak cucu. Soalnya masih enerjik. Apalagi kalau sudah mengenakan seragam FKPPI dengan baret kremnya. Kelihatan kalau keturunan keluarga besar TNI, yang berani berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara.
Setelah disalatkan, jenazah Kiky dikebumikan di pekuburan muslimin Kampung Baru. Isak tangis dari anak istri dan cucu menyertai. Sejumlah anggota FKPPI juga memberikan penghormatan terakhir kepada ketuanya. “Kita ikhlaskan kepergian ketua, semoga Allah menerima semua amal baik Almarhum,” kata mereka.
BERSETERU DENGAN KAPOLRES
Kiky juga aktif dalam pemberantasan narkoba. Soalnya dia ketua Granat Balikpapan, organisasi yang membantu aparat hukum terutama kepolisian dalam memerangi penyalahgunaan narkotik dan psikotropika lainnya.
Granat adalah organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang pemberantasan narkotika melalui langkah preemtif, preventif dan rehabilitasi. Ketua umumnya, pengacara dan ahli hukum Prof Henry Yosodiningrat, SH.
Menurut Henry, Granat telah menjadi oase masyarakat dan pemerintah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Karena narkoba telah menjadi persoalan akut yang membutuhkan perhatian serius dari segenap pemangku kepentingan, sinergi yang kuat antar-institusi, tanpa mengesampingkan partisipasi masyarakat.
Pada Agustus 2014, ketika saya menjabat wali kota Balikpapan periode pertama, Kiky sempat berseteru dengan Kapolresta AKBP Andi Aziz Nizar soal keterlibatan anak pejabat, yang diduga terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
Buntut dari perseteruan itu, Indonesian Police Watch (IPW) sempat melaporkan Kapolresta ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri. IPW juga menyoroti soal penanganan kasus narkoba, yang mendapat perhatian masyarakat itu.
Kiky mengatakan, Granat sangat peduli dalam urusan penanganan penyalahgunaan narkoba termasuk prosesnya di aparat hukum. “Kita tidak mau main-main karena narkoba sangat menghancurkan generasi bangsa di masa mendatang,” tandasnya.
Selamat jalan, Pak Kiky. Kita semua berdoa agar amal ibadahmu diterima Allah SWT. Orang baik selalu dikenang. Kita memang kehilangan, tapi kita bangga ada orang yang kuat komitmennya untuk kepentingan Bangsa dan Negara.(*)