SAYA meninggalkan Semarang lebih awal. Meski Sidang Pleno XXII dan Seminar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) masih tersisa satu hari lagi. Jumat subuh saya sudah meluncur ke Yogyakarta untuk selanjutnya naik pesawat Lion ke Balikpapan dari Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo.
Peserta dari Balikpapan masih ada dua orang. Sekjen ISEI Balikpapan Dr Didik Hadiyatno dari Uniba dan Ibu Hety Devita. Saya terpaksa pulang lebih dulu karena harus mempersiapkan peluncuran buku saya, “Bukan Pak Wali Lagi” di Kopi Rumah Mantan, Sabtu (27/8) malam.
Ada seratus undangan sudah siap datang. Mudah-mudahan Pak Gubernur Isran Noor berkenan hadir. Saya juga mengundang pecatur nasional Chelsie Monica, model dunia Laras, dan pelatih kepala Timnas U-16 Bima Sakti. Semuanya anak Balikpapan. Tapi yang sudah pasti datang, Chelsie. MC-nya seru juga, Ranny Rach, presenter TV yang pernah menjadi None Jakarta Selatan.
Buku saya itu tebalnya 412 halaman, memuat 64 tulisan saya selama beberapa bulan terakhir. Sengaja 64 karena itu bertepatan dengan ulang tahun saya yang ke-64, tepat 27 Agustus 2022. Kalau tidak salah, malam minggu ada show Noah dan BCL di Stadion Batakan dan HDCI di pantai BSB. Saya bilang itu sekalian merayakan ulang tahun saya.
Yang membuat saya agak gelisah, persis saat peluncuran buku saya itu, tim kesayangan saya di Liga Inggris, Manchester United tengah bertarung dengan Southampton. Suer saya sangat berharap MU menang. Biar ini juga jadi kado manis buat saya. Setelah sebelumnya MU memecundangi Liverpool 2-1.
Meski hanya dua hari mengikuti acara di Hotel Gumaya, saya merasakan ISEI memang menunjukkan kelasnya sebagai organisasi yang mewadahi para sarjana ekonomi di Indonesia. ISEI itu “ABG” yang solid, kata Ketua Umum ISEI Pusat Perry Warjiyo. Itu terjadi sejak Ketua ISEI pertama, Prof Soemitro Djojohadikusumo. Kombinasi dari para sarjana ekonomi di kampus atau akademisi, businessman atau pengusaha dan government atau mereka yang berkarier di pemerintahan.
Perry yang juga gubernur Bank Indonesia itu, didaulat membuka acara sidang. Lalu ada sambutan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan pengarahan secara virtual dari Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Perry sangat bersemangat, apalagi dalam Sidang Pleno XXII di Kota Lumpia ini, dihadirkan juga para istri atau ibu-ibu ketua ISEI se-Indonesia. Bersama Gubernur Ganjar, dia sempat mengulas betapa pentingnya peranan para istri.
Wapres minta seluruh pihak mewaspadai sejumlah rintangan yang kemungkinan akan dihadapi Indonesia di masa depan, salah satunya kenaikan inflasi karena kenaikan harga energi dan pangan di seluruh dunia.
“Harga pangan dan energi terus melonjak, sehingga memengaruhi kenaikan harga di dalam negeri,” katanya dari Istana Wapres di Jakarta.
Sebelumnya Perry Warjiyo menyatakan, kerjasama antardaerah menjadi solusi penting dalam pengendalian inflasi. Ia menuturkan dunia saat ini sedang mengalami risiko stagnasi. Oleh karena itu, pengendalian harga perlu dilakukan dengan kebijakan back to basic.
Sementara Gubernur Ganjar berharap ISEI memberikan masukan dan terobosan, yang tidak biasa-biasa saja kepada pemerintah termasuk pemerintah daerah. “Rekomendasi dan terobosan ISEI ditunggu banyak orang, terutama terkait upaya pemulihan ekonomi dan cara-cara mengatasi inflasi di tengah situasi dunia yang sedang tidak biasa,” katanya bersemangat.
Tampil sebagai pembicara dalam seminar ISEI, di antaranya Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. Ia mengakui risiko perekonomian saat ini bergeser dari pandemi Covid ke gejolak ekonomi global. Tapi kinerja perekonomian Indonesia masih cukup baik meski kita harus tetap waspada.
Dikatakannya, proyeksi pertumbuhan ekonomi global dikoreksi cukup dalam, termasuk di negara besar seperti di AS, Tiongkok, dan Eropa. Revisi dilakukan akibat kenaikan harga energi dan pangan serta supply-demand mismatch yang persisten.
“Tapi kita bersyukur perekonomian Indonesia menguat. Sudah berkali-kali disebut 5,4 persen. Trend-nya naik. Inflasi ya naik juga, tetapi kenaikan itu masih terkontrol di bawah 5 persen,” kata Wamenkeu.
Yang agak kencang berbicara tentang pemulihan ekonomi adalah Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. Ia melihat ada yang salah dalam menghadapi badai ekonomi yang terjadi sekarang. Banyak negara menampilkan bank sentral dalam menghadapi badai yang terjadi, padahal musuhnya lain kelas dan jenis, sehingga tidak terlalu tepat. Seharusnya yang dilakukan lebih dari itu, di antaranya kerjasama semua pihak termasuk Pemerintah dan pemerintah daerah.
REKOMENDASI ISEI
Dalam Sidang Pleno ISEI yang diikuti 56 ketua ISEI seluruh Indonesia itu, Perry Warjiyo mengawalinya dengan pembacaan puisi. “Selama pandemi saya banyak membuat puisi,” katanya bak penyair terkenal. Salah satunya berjudul “Kita Semua Keluarga.” Cukup bersahaja. “Pandemi mengingatkan kita semua keluarga. Saling menolong dalam kebajikan dan takwa. Pandemi tidak mengenal status atau jabatan.” Inilahsebagian bait puisinya.
Agenda sidang pleno membahas beberapa agenda penting. Di antaranya laporan ketua umum dan ketua cabang, rekomendasi ISEI, penyerahan hasil pemetaan ekonomi daerah dalam ISEI Index dan penetapan tuan rumah Sidang Pleno XXIII ISEI.
Dengan suara bulat, peserta sidang memilih Kota Bengkulu sebagai tuan rumah tahun depan. “Ya kita bergantian, setelah Tengah, ya Barat. Nanti Timur lagi,” kata Ketua Bidang I ISEI Pusat Anggito Abimanyu. Dia juga menyerahkan secara resmi hasil ISEI Index, yang dihimpun dari seluruh cabang.
Deputi Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, yang juga ketua Bidang II Kajian dan Perumusan Kebijakan Pengurus ISEI Pusat menyampaikan hasil kajiannya kepada Perry Warjiyo. Ia mengatakan ISEI memiliki tiga peran dalam mendukung akselerasi pemulihan ekonomi di era digital.
Pertama, memahami isu terkini serta berbagai inisiatif yang ditempuh otoritas secara global. Kedua, memberikan dukungan terhadap penguatan regulatory reform. Ketiga, bersama-sama memanfaatkan potensi digital untuk meningkatkan intermediasi dari jasa keuangan ke sektor potensial. Termasuk pemasaran produk-produk UMKM kepada pasar global.
Dalam seminar internasional kemarin, saya bertemu kembali dengan dua mantan kepala Perwakilan BI Balikpapan, Suharman Tabrani dan Causa Iman Karana, yang sekarang menjadi kepala Perwakilan BI di Jakarta dan Makassar. Saya juga kaget ada staf Hotel Gumaya, Rizal Murdiansah ternyata pernah bekerja di Hotel Four Points Balikpapan.
Perry Warjiyo memuji hasil yang dicapai dalam Sidang Pleno XXII di Semarang. Begitu juga dalam pelaksanaan seminar yang bertema “Peran ISEI Memperkuat Sinergi untuk Menjaga Stabilitas dan Mendorong Momentum Pemulihan Ekonomi yang Inklusif di Era Digital.” Makanya dalam acara jamuan makan malam di Lawang Sewu, dia habis-habisan mengeluarkan kemampuannya di bidang tarik suara. Semua bergoyang lagi dengan lagu “kebangsaannya” karya Rhoma Irama, ‘Terajana.” Yang tak kalah serunya penampilan tuan rumah, Ketua ISEI Semarang Dr Suharnomo, yang juga dekan FEB Universitas Diponegoro.
Saya sendiri bersama Ketua ISEI Kaltim Dr Aji Sofyan Effendi dan Usman Sanusi, yang datang bersama istri asyik menikmati es buah durian. Mereka sempat tanya kepada saya lokasi Sate 29 yang saya bilang enak. “Lokasinya di Kota Lama,” kata saya. Selain itu, saya juga sudah singgah di Rumah Lumpia Mbak Lien di Gang Grejen, Jl. Pemuda 1. “Wah, lumpia semarang memang luar biasa.” Itu saja komentar saya. Silakan datang sendiri.(*)