Effendi, Golf, dan Gas

Effendi menerima trofi juara Best Nett 1 di Turnamen Golf Batam.

APA hubungan golf dan gas? Saya sendiri tidak terlalu tahu. Tapi Pak Effendi, pengusaha Balikpapan asal Belitung ini, bisa mengawinkannya. Sukses berbisnis gas, sukses juga bermain golf. “Ya, itu dua kegiatan yang saya tekuni sekarang ini,” katanya bersemangat.

Effendi adalah owner atau presiden komisaris PT Surya Biru Murni Acetylene (SBMA), sebuah perusahaan yang bergerak memproduksi gas. Pabriknya di Batakan, Balikpapan Timur berdiri di atas tanah seluas 7,3 hektare.  

Dia memulakan usaha gasnya pada November 1991, hampir 31 tahun silam ketika melakukan take over kepemilikan PT SBMA dari pihak lain. “Waktu itu hanya memproduksi asetilen saja,” katanya.

Gas asetilen dihubungkan dengan kegiatan las asetilin,  yaitu alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran gas asetilen dan gas oksigen.

Effendi dan tabung gasnya.

Tentu produk ini banyak dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan terutama minyak dan gas. Apalagi gas asetilen punya kelebihan dibanding  bahan bakar gas yang lain. Kita tahu di Balikpapan banyak  perusahaan yang bergerak di pertambangan migas dengan wilayah operasi Kaltim dan sekitarnya.

Tahun 1996, PT SBMA membeli mesin oksigen bekas dari Surabaya dan kemudian mulai  memproduksi oksigen dan nitrogen. Tiga tahun kemudian PT SBMA mulai berani membeli plant oxygen baru dari China. Tapi karena waktu itu listrik terbatas, sehingga SBMA membeli mesin yang kapasitas produksinya tidak besar. “Hanya 300 meter kubik oksigen dan 300 meter kubik nitrogen,” jelasnya.

Dengan bertambahnya permintaan dan perkembangan perusahaan yang sangat prospektif, PT SBMA berhasil melaksanakan penjualan saham kepada publik atau dikenal dengan istilah IPO (Initial Public Offering).  Berkat IPO, PT SBMA mendapatkan tambahan modal, peluang semakin berkembang dan meningkatnya nilai perusahaan.

Bersama Amir Abidin (kiri), mantan kepala Commercial Regional Kalimantan UOB Buana.
Bersama tim golf senior dari Balikpapan.

Dari dana IPO itu, PT SBMA berani membeli plant oxygen yang besar dengan kapasitas 1.000 meter kubik oksigen cair dan 1.000 meter kubik nitrogen dengan investasi Rp 35 miliar. “Diperkirakan akhir Oktober ini mesin sudah datang di Balikpapan dan Januari 2023 sudah bisa berproduksi,” kata Effendi.

Kebutuhan oksigen di luar dugaan meningkat luar biasa ketika terjadi wabah Covid-19 sejak 2020. Bahkan kebutuhan tidak sebanding dengan produksi, sehingga kelangkaan terjadi tidak terhingga. Oksigen diperebutkan di mana-mana. “Ya, waktu itu saya diburu-buru pencari oksigen untuk kebutuhan pasien Covid,” tambahnya.

Selain memproduksi asetilen, oksigen, dan nitrogen, sejak tahun 1994 PT SBMA juga menjadi agen elpiji. Tahun 2004 mulai membangun Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) dan tahun 2010 membangun retester atau bengkel pemeliharaan tabung elpiji untuk membantu Pertamina mereparasi tabung elpiji yang rusak.

Effendi bukan muda lagi. Ayah dua anak dan kakek 3 cucu ini sudah berusia 82 tahun. Istrinya  Setiawati sudah berpulang Februari 2021 lalu.  Tapi dia masih sanggup bekerja keras. Lebih hebat lagi dia maniak golf. Mampu bermain golf tiap hari. Beberapa pekan ini saya diajaknya ikut turnamen golf senior atau veteran di dua daerah. Selain di Batam, juga di Bandung.

Saya tidak tahu kenapa dia mengajak saya. Mungkin karena namanya hampir sama. Ada Effendi-nya. Tapi dia punya nama Tionghoa, Wei TzeHua. Saya tidak punya karena saya orang Banjar.   Selain saya, diajak juga Ketua APINDO Kaltim Slamet Brotosiswoyo dan mantan purnawirawan polisi, Pak Wayan Tjatra.

Ketika turnamen golf senior amatir di Batam, 21-22 September lalu,  Effendi meraih gelar Best Nett 1 di Flight E. Sebelumnya dia juga pernah naik panggung dalam turnamen golf di Samarinda. Itu bukti permainannya berkelas. Mengalahkan saya, yang belum pernah meraih satu gelar apa pun. Dalam turnamen apa pun.

Juara turnamen golf di Samarinda.

JUARA DI AFRIKA  

Selain Effendi, ada teman saya, yang juga hebat golfnya. Namanya Liesan Jafar (68), juga pengusaha kelahiran Bangka, yang sukses di Balikpapan. Dia owner PT Andalan Lancar Niaga, yang bergerak di bidang shipping, tug and barge charter.

Semua orang tahu, usaha di bidang ini lagi panen luar biasa. Maklum banyak dipakai untuk angkutan batu bara, yang sedang booming di Indonesia terutama Kaltim.

Dulu Liesan suka bermain tenis bersama saya. Tapi belakangan setelah banyak tinggal di Jakarta, dia menekuni olahraga golf secara serius. Hampir tiap hari dia bermain dan ternyata dia salah satu pegolf senior terbaik di Tanah Air.

Ketika dikirim ke turnamen International Amateur Golf di Durban, Afrika Selatan tahun 2013, Liesan berhasil keluar sebagai juara 3. “Saya sendiri tak menyangka bisa main sebagus itu,” katanya.

Liesan Jafar (kiri) bersama pegolf mancanegara di turnamen golf Durban, Afrika Selatan.

Dia juga sempat menjadi juara divici C Mercedes Trophy Indonesia 2018, yang berlangsung di Jakarta. Lalu dikirim ke turnamen di Gold Coast, kota pesisir di negara bagian Queensland, Australia pada tahun 2018.

Karena intensifnya Liesan bermain golf, dia pernah menjalani operasi akibat bahunya yang retak. “Saya terpaksa istirahat bermain golf berbulan-bulan,” katanya.

Kalau lagi di Balikpapan, saya sering dikirimi mangga thailand yang banyak berbuah di rumah kediamannya, di Gunung Malang, Jl Mayjen Sutoyo. Terkadang juga makanan empek-empek, karena istrinya asal Palembang.

Liesan Jafar bersama Luna Maya di lapangan golf Royale Jakarta.

Pekan lalu Liesan menghubungi saya lewat WA. Ternyata dia lagi bermain golf di lapangan golf internasional, Royale, yang sering dipergunakan untuk turnamen kelas dunia. Kebetulan dia bergabung dengan  pairing artis terkenal Luna Maya. “Saya ngga nyangka kalau Luna juga maniak golf,” katanya.

Saya jadi teringat ketika bermain golf di lapangan golf Merapi, Yogyakarta. Kedi saya wanita setempat, yang tinggal di lereng Gunung Merapi. Namanya Luna Sumirah. Tentu beda dengan Luna Maya. Tapi sukses juga mengantar saya par, meski hanya dua kali. Yang terbanyak bola saya masuk bunker alias “hijrah” kata orang golf. Yang penting, bisa main dan bebas tertawa. Sudah bahagia rasanya.(*)

Juara Divisi C Mercedes Trophy di Jakarta.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *