SAYA sempat menyaksikan Dr Akmal Malik, MSi dilantik sebagai penjabat (Pj) gubernur Kaltim di layar televisi, Senin (2/10) kemarin. Lalu malam tadi saya nonton konser penyanyi dangdut Happy Asmara di Pantai Kilang Mandiri Pertamina, Balikpapan.
Lebih lima ribu orang yang menonton. Sesak sekali. Semua mau goyang padahal malam Selasa. Happy yang baru-baru ini sempat kesurupan membawakan lagu-lagu dangdut versi Jawa yang menjadi andalannya. Ada lagunya Didi Kempot “Pamer Bojo,” sampai Nemen dan Rungkad. “Goyang, Pak Rizal!” seru beberapa anak muda menyapa saya.
Konser Happy yang digarap Irama Nusantara itu tak ada hubungannya dengan pelantikan Akmal. Saya saja yang menghubung-hubungkannya. Anggap saja itu hiburan untuk merayakan Akmal yang kedua kalinya menjadi Pj gubernur. Beberapa waktu sebelumnya dia juga pernah menjadi Pj gubernur Sulawesi Barat (Sulbar).
Akmal adalah dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kemendagri. Dilahirkan di Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat pada 16 Maret 1970. Dia dilantik Mendagri Tito Karnavian bersama Dirjen Keuangan Daerah Agus Fatoni yang menjadi Pj gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) di Sasana Bhakti Praja Lantai 3 Gedung C Kemendagri, Jakarta.
Hadir Menpan RB Azwar Anaz, Isran Noor, Hadi Mulyadi dan istri, Ibu Hj Erni Makmur. Juga anggota Forkopimda Kaltim, Ketua DPRD Hasanuddin Mas’ud dan wakil, anggota DPR RI dan DPD RI Dapil Kaltim, Sekdaprov Sri Wahyuni serta para bupati dan wali kota se-Kaltim.
Pelantikan berlangsung khidmat. Setelah Akmal, menyusul dilantik istrinya, dr Yulia Zubir, M.Epid sebagai ketua TP PKK Kaltim oleh Ketua PKK Pusat Ibu Tri Tito Karnavian. Dokter Yulia selama ini bekerja di Kementerian Kesehatan. Pasangan Akmal dan Yulia dikaruniai sepasang anak, putra dan putri yang sudah dewasa.
Kepada Akmal dan Agus, Tito menitipkan beberapa pesan dan tugas pembangunan yang harus diperhatikan mereka. Di antaranya penanganan masalah stunting, kemiskinan ekstrem, pemilihan presiden, pemilihan anggota legislatif, pemilihan kepala daerah dan dukungan untuk suksesnya Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Saya juga berpesan kepada para Pj Gubernur bisa terus membina hubungan baik dengan para bupati dan wali kota yang ada di daerahnya demi kelancaran tugas yang diemban,” tambah Mendagri.
Kepada wartawan, Mendagri juga mengungkapkan bahwa secara khusus ia berpesan kepada Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik agar melakukan kolaborasi dengan Otorita IKN sebagai bentuk dukungan Pemda terhadap IKN, selain melanjutkan program-program strategis nasional di daerah lainnya.
Akmal berjanji memerhatikan semua tugas dan pesan yang disampaikan Mendagri kepadanya. “Saya akan bertanya kepada Pak Isran, Pak Hadi, Forkopimda, para bupati dan walikota, tokoh masyarakat dan adat serta wartawan juga agar saya bisa menjalankan tugas dengan baik,” ujarnya.
Akmal bertugas di Kaltim selama satu tahun sampai gubernur definitif terpilih pada akhir 2024. Dia dilantik Mendagri berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 87/P Tahun 2023 tentang Pengangkatan Penjabat Gubernur, yang ditandatangani Presiden Jokowi pada 29 September 2023.
Jika dilihat dari masa tugasnya, maka Akmal akan menjadi Pj Gubernur Kaltim terlama. Sebelumnya Tarmizi Abdul Karim pernah bertugas 5 bulan (3 Juli 2008–17 Desember 2008), Restuardy Daud lebih singkat lagi hanya 9 hari (22 September 2018–1 Oktober 2018). Keduanya dari pejabat eselon I Kemendagri.
TINGGAL DI LAMIN ETAM
Menurut informasi protokol Pemprov, rencananya Akmal dan istri mendarat di Balikpapan pada Selasa sore ini. Langsung bermalam. Baru Rabu besok menuju Samarinda untuk menghadiri acara serah terima dan pisah sambut bersama Gubernur Kaltim Dr Isran Noor dan Wagub Hadi Mulyadi masa bakti 2018-2023 di Plenary Hall, Sempaja.
Setelah acara selesai, rencananya Akmal dan istri kembali ke Jakarta. Jika tak ada perubahan dia akan menghadap Presiden Jokowi di Istana Negara untuk mendapatkan pengarahan sekaligus koordinasi dengan pemerintah Pusat. Baru kemudian kembali ke Samarinda untuk memulakan tugasnya.
Lamin Etam, kediaman resmi gubernur Kaltim yang satu kompleks dengan Kantor Gubernur di Jl Gajah Mada 2, Samarinda bakal tidak sepi lagi. Akmal dan keluarga dipastikan tinggal di sana.
Sudah lima tahun Lamin Etam kosong. Semasa bertugas menjadi gubernur, Isran Noor tak pernah tinggal di sana. Isran memilih tetap berdiam di rumah pribadinya, di Kompleks Perumahan Karpotek, Jl Adipura 21, Sungai Kunjang.
Kabarnya ada acara doa selamat dan tolak bala sebelum Akmal datang. Biar Lamin Etam nyaman dihuni. Rasanya saya pernah masuk sampai ke dalamnya pada masa Gubernur Suwarna AF, 25 tahun silam. Kamar utamanya lebar sehingga Gubernur beserta keluarga nyaman beristirahat dan bercengkerama dengan keluarga.
Sekalipun Akmal orang baru di Kaltim, dalam kedudukannya sebagai dirjen Otda dia sudah sering berhubungan dengan sejumlah kepala daerah termasuk dari Kaltim. Ketika saya masih menjabat Wali Kota Balikpapan, saya pernah konsultasi ke Akmal. Dia juga terbilang akrab dengan Ketua DPRD Hasanuddin Mas’ud yang berdarah Sulbar.
Ketika ditanya wartawan sampai namanya tembus ke DPRD Kaltim, Akmal mengatakan dia juga tidak tahu. “Tanya sama DPRD-nya dong. Usulan DPRD Kaltim kan juga representasi masyarakat Kaltim. Jadi saya hormati prosesnya. Saya sebagai warga negara dan ASN siap menjalankan instruksi, siap perintah,” katanya.
Mantan Pj Sekdaprov Dr Meiliana juga terbilang akrab dengan Akmal. Ketika dia melaksanakan resepsi pernikahan keluarganya di Jakarta beberapa waktu lalu, Akmal berkenan datang. “Saya kenal beliau sebagai pejabat yang berintegritas. Kemarin beliau menghubungi saya meminta berbagai saran menjelang bertugas di Kaltim,” kata Bu Mei. Selamat bertugas Pak Akmal. Warga Bumi Etam selalu ramah dengan pemimpinnya.(*)