KAMPUS Universitas Mulawarman (UNMUL) di Gunung Kelua jadi semarak. Ada Kirab Budaya Nusantara digelar di sana, Selasa (24/9). Semua sivitas akademika mengenakan pakaian adat daerah yang ada di Nusantara. Termasuk Rektor Unmul Prof Abdunnur dan istri, Ny Hartati Abdunnur.
“Kita memang ingin menggambarkan bahwa Unmul sebagai pusat peradaban dan kebudayaan di Kaltim,” kata Abdunnur, yang bersama istrinya mengenakan busana Kesultanan Kutai.
Busana Kesultanan Kutai belakangan jadi viral setelah Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana mengenakannya pada peringatan HUT Ke-79 Kemerdekaan RI di halaman Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN).
Jenis baju adat yang dipakai Jokowi dan Ibu Negara biasa disebut baju adat “Kustim.” Salah satu baju adat dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Biasanya dipakai Sultan pada saat upacara penting termasuk Upacara Erau, seperti yang sedang digelar di Tenggarong saat ini.
Selain Rektor, para wakil rektor, dekan, mahasiswa dan sivitas akademika lainnya juga tak mau ketinggalan. Sebagian ikut turun ke jalan karena diberikan penilaian.
Para dewan juri di antaranya Dr Meiliana dari pengurus alumni (IKA) Unmul. Ada juga Wakil Rektor 2 Bidang SDM dan Keuangan Dr Ir Sukartiningsih yang memakai baju adat Dayak dan Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Lambang Subagyo dengan mengenakan busana Jawa.
Prof Thamrin dari Fakultas Teknik tampil dengan baju adat Banjar. “Senang sekali, acara seperti ini perlu terus dilaksanakan tiap tahun karena mencerminkan semangat persatuan dalam keberagaman adat dan budaya di Indonesia,” jelasnya.
Dari 31 peserta yang tampil dari berbagai fakultas, ada yang tampil dengan busana burung enggang dan ada juga yang mengarak patung pesut Mahakam. Burung enggang (Bucerotidae) dan pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) termasuk jenis fauna yang sudah langka di Kaltim bahkan di dunia.
Rektor tak mengira kirab budaya yang baru pertama kali digelar dalam rangka memeriahkan HUT atau Dies Natalis Ke-62 Unmul ternyata heboh dan sukses. “Tahun depan kita laksanakan lagi dengan mengundang peserta dari luar,” jelasnya.
Menurut Abdunnur, Kirab Budaya Nusantara sangat bernilai tinggi. Selain memberikan hiburan kepada warga kampus, juga untuk menunjukkan Unmul tak hanya center of excellent semata, tetapi juga sebagai pusat peradaban yang paripurna.
WISUDA GELOMBANG KE-3
Menjelang peringatan Dies Natalis ke-62, Unmul juga menggelar wisuda gelombang ketiga, yang berlangsung di Gelanggang Olahraga (GOR) 27 September Unmul pada Sabtu (21/9) lalu.
Ada 1.600 mahasiswa yang diwisuda. Lulusan terbanyak tetap dari FKIP yaitu sebanyak 379 wisudawan. Dilihat dari jenis kelamin, maka wisudawan terbesar dari perempuan mencapai 64,3 persen, sisanya 35,7 persen dari laki-laki.
Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Alumni Prof Lambang Subagyo, ada 5 wisudawan terpilih sebagai lulusan terbaik dari masing-masing program.
Dari program doktor (S3), nama Ika Fikriah yang terpilih dari Prodi Ilmu Lingkungan, FMIPA. Indeks Prestasinya sempurna, 4.00 dengan masa studi 3 tahun 4 bulan.
Sedang Hasbi Fahziar terpilih sebagai wisudawan terbaik program pascasarjana (S2). Dia dari Prodi Administrasi Publik FISIP. IPK-nya juga 4 dengan masa studi 1 tahun 11 bulan.
Dari program sarjana (S1) terpilih sebagai wisudawan terbaik adalah Khairina Sofia dari Prodi Agribisnis, Faperta. IPK 3,97 dengan masa studi 3 tahun 11 bulan.
Setya Sherinah Ivanka terpilih sebagai wisudawan terbaik dari program profesi. Dia mahasiswa kedokteran Unmul dengan meraih IPK 3,76 dengan masa studi 2 tahun.
Terakhir dari program diploma, yang terpilih adalah Tiara Auradiva dari Prodi Diploma Keperawatan, FK. IPK-nya 3,82 dengan masa studi 2 tahun 11 bulan.
Mantan gubernur Dr Isran Noor yang juga ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unmul mengucapkan selamat kepada semua wisudawan. Dia berharap semua bergabung di IKA Fakultas masing-masing. “Mari kita bersama-sama menjadikan Unmul, tidak hanya unggul di tingkat nasional tetapi juga internasional,” ucapnya.
Dia mengakui banyak alumni Unmul menjadi orang penting, baik di dunia usaha maupun pemerintahan. Ada yang jadi gubernur, bupati, wali kota dan anggota legislatif. “Yang penting jangan jadi koruptor, setuju?” katanya kepada wisudawan.
Rektor Dr Abdunnur meminta kepada semua lulusan Unmul menunjukkan kapasitas atau kualitas terbaik. “Di era digital yang penuh tantangan ini, tunjukkan bahwa kalian adalah lulusan yang adaptif, kreatif, dan berintegritas tinggi,” tandasnya.
Puncak peringatan Dies Natalis ke-62 Unmul dilaksanakan di GOR 27 September, Jumat (27/9) pagi. Tadinya terdengar Presiden Jokowi akan hadir. Tapi info terakhir yang diterima Rektor Unmul adalah Mensesneg Pratikno, yang juga merangkap sebagai Mensekab. Mantan Rektor Universitas Gajah Mada ini juga didaulat menyampaikan orasi ilmiah.(*)