Kawinan “Prank” 2023

Syukuran khitanan M Khatami Altaf bersama ibu-ibu  MTsN 1 Balikpapan.

HARI Minggu  kemarin, 1 Januari 2023  saya dapat dua undangan. Yang satu undangan perkawinan dan satu lagi undangan syukuran khitanan atau sunatan. Saya agak “surprised” karena acaranya di awal tahun baru, pasti sahibul bait ingin mendapat kesan yang mendalam. Karena itu saya juga bersemangat untuk datang.

Undangan kawinan tertera di Jl Indrakila, Gang Mekarsari RT 052, Kelurahan Gunung Samarinda, Balikpapan Utara. Daerah Kampung Timur.  Sedang undangan syukuran sunatan di Perumahan PGRI, Graha Indah.

Sekitar pukul 11.00 saya sempat ke Indrakila, ternyata di tempat acara orang-orang masih sibuk pasang-pasang tenda dan susun kursi. Acaranya malam hari. Saya pikir saya salah baca waktu dalam undangan. Jadi saya bergeser ke Graha Indah.

Yang mengundang saya acara syukuran khitanan adalah Firman, yang akrab dipanggil Boy. Putra ketiganya, Muhammad Khatami Altaf berusia 12 tahun yang  disunat. Dia  duduk di kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah SCM Ringroad.

Berkhitan atau sunat wajib hukumnya bagi anak laki-laki dalam keluarga Islam. Selain menjalankan sunah   Nabi, juga sangat bermanfaat untuk kesehatan. Biasanya dilakukan pada masa liburan sekolah, sehingga anak-anak bisa beristirahat untuk penyembuhan. Menyunat  dede sekarang juga lebih mudah karena bisa pakai laser. Tidak sakit dan cepat kering. 

Sang anak tampak ceria. Dia mengenakan busana adat Bugis. Sejumlah ibu guru dari MTsN 1,  kawan ibunya banyak yang datang. Malah minta foto bersama dengan saya. “Kapan lagi berfoto dengan Pak Rizal,” kata mereka semangat.

Malamnya saya ajak istri saya, Bunda Arita ikut. Saya bilang acara kawinannya dihibur dengan pagelaran wayang semalam suntuk. Jadi kita hadir nikahannya saja. Maklum saya masih mengantuk setelah acara malam tahun baru.

Dalam undangan yang tercetak, yang menikah adalah Raden Sitija, putra pasangan Sri Bathara Kresna dan Pertiwi. Sedang wanita yang dinikahinya   Dewi Hagnyanawati,   putri pasangan Prabu Narakasura dan Yadnyagini. Turut mengundang The Suwallamoh Group.

Seusai salat Isya, saya sudah di Gang Mekarsari. Diantar menantu saya, Akbar yang ikut bersama anak istrinya. Cuma kita kaget di lokasi hanya ada acara wayangan saja. Itu pun pemain dan undangan belum ada yang datang. Tak ada tanda-tanda pernikahan atau resepsi perkawinan.

Saya minta Akbar bertanya dengan membawa undangan yang tercetak. Tak  seorang pun warga di situ yang tahu ada acara kawinan. Kecuali wayangan. Belakangan baru kita sadar dan tertawa kalau kita kena “prank” alias lelucon atau kelakar.

Undangan itu didesain seolah-olah benar-benar ada acara kawinan atau pernikahan sungguhan. Apalagi disertai kalimat “Untuk melaksanakan sunah Rasul dalam membentuk keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah.” Ternyata itu lakonnya pagelaran dengan sang dalang, Ki Wahyu Sri Kuncoro. Ini grupnya Mas Woro.

Pagelaran wayangan itu dilaksanakan untuk memeriahkan malam Tahun Baru 2023. Makanya saya sejak awal agak bingung dan curiga kenapa nama-nama sang mempelai dan orangtuanya semuanya berbau tokoh wayang dalam lakon epos Mahabharata.

Apalagi acaranya di Jl Indrakila. Nama Indrakila juga ada dalam dunia pewayangan. Indrakila adalah sebuah gunung dalam kisah Arjuna Wiwaha gubahan Mpu Kanwa. Arjuna bertapa di Gunung Indrakila dan dia digoda tujuh bidadari yang dipimpin Supraba. Tetapi berkat keteguhan semedinya, Arjuna lulus dari ujian itu. Dan Arjuna sukses memperoleh kesaktian dan senjata guna memenangi perang Bharatayuddha.

Arjuna adalah putra ketiga keluarga Pandawa yang paling tampan. Dia satria yang ahli memanah dan sahabat Kresna. Ada beberapa versi tentang istrinya. Ada yang menyebut di antaranya Drupadi, Subadra, Ulupi, dan Chitrangada. Yang istimewa adalah Dwi Srikandi, yang menjadi suri teladan prajurit wanita. Dengan panah Hrusangkali, Srikandi atau Sikhandi yang menurut Mahabbharata versi India adalah seorang sosok transgender menewaskan Bisma di medan laga Kuruksethra.

Seumur-umur baru sekali ini saya kena “prank.” Saya ditertawakan cucu saya Jena yang centil. “Lho ko Kai dan Uti ngga turun-turun dari mobil,” tanyanya polos. Saya hanya bisa tersenyum, apalagi Bunda Arita sudah mengenakan baju baru. Meski tak lagi wali kota, saya masih banyak terima undangan. Undangan benar. Rasanya di tahun 2022, tak kurang saya menerima 250 undangan kawinan. Sebanyak 31 kali jadi saksi nikah. Dan 70-an undangan akikah serta syukuran sunatan.

Pesta kembang api yang meriah di Pantai BSB.

PESTA KEMBANG API

Saya melepas tahun 2022 dan menyambut tahun baru 2023 di pantai Balikpapan Super Block (BSB), kompleks E-Walk dan mall Pentacity. Di situ ada pesta kembang api selama 15 menit. Kebetulan yang dapat order, Chris Mantiri yang sering bersama saya. Pas juga cucu saya, Defa dan Dafin pingin menonton. Ya sudah kita berangkat bersama bundanya sekitar pukul 22.00. Istri saya, Bunda  Arita tetap di rumah. “Biar aku sama Jena (cucu cewek) di rumah aja, ngga tahan ngantuk,” katanya.

Defa dan Dafin sudah tak sabar ingin melihat kembang apinya. Hampir semua makanan sudah dilahapnya. Mulai kentang dan pisang goreng, es krim sampai mi goreng. Ikut bergabung teman bundanya, Tengteng dan Pute. Sempat menyapa juga MC spesialis Pentacity Mall, Mba Adel.

Saya kaget disapa sang pemilik BSB, Pak Adi Sumasto Tjia dan istri, Ibu Lorenza. Ternyata mereka tahun baruan di Balikpapan. Belakangan ini konglomerat pendiri jaringan hotel Jatra di Bali, Pekanbaru dan Balikpapan ini, suka tinggal di sini. Tidak di Jakarta.  “Kapan kita main tenis meja lagi Pak Rizal?” tanya Pak Adi. Tempo hari saya memang sering ikut main tenis meja bersama para manajer  BSB termasuk Pak Adi.

Bulan Oktober 2022 lalu tepatnya 10 Oktober, kalau tak salah, Pak Adi berulang tahun ke-72. Tetap sehat dan gesit mengembangkan usahanya. Memang sebagian kepemimpinan perusahaan sudah dilimpahkan ke anak-anaknya, di antaranya ia percayakan kepada Christopher Sumasto Tjia. Dia yang memimpin Pintu Air Mas (PAM) Group, yang membawahkan PT Wulandari Bangun Laksana Tbk, perusahaan pengembang BSB.

Saya tidak melihat Christopher ikut ke Balikpapan. Ketika bertemu saya, Pak Adi didampingi menantunya, Jacob Suryanata. Kemudian belakangan Ibu Adi Sumasto. Mereka bahagia melihat warga kota bisa berkumpul di situ. Ada yang asyik menonton pertunjukan. Ada juga yang belanja makan dan minuman yang tersedia. Ada Batavia, deCafe, Stark Ribs & Burger, Luca, Babaku, serta Bro Cactus & Gulu-Gulu.

Pantai BSB yang sekarang menjadi tujuan santai baru bagi warga Balikpapan dan sekitarnya itu, gagasan langsung dari Pak Adi. Semua orang terutama anak-anak  bisa menikmati pantai Teluk Balikpapan, yang indah. Malam hari ada suasana menarik, di situ ada ribuan lampu bunga tulip yang indah.

Pantai BSB yang dibuat Pak Adi lengkap dengan berbagai fasilitas. Menyatu dengan tempat bermain bowling dan biliar. Malah di situ ada restoran seafood enak dan unik. Namanya BSB Seafood 45. Konsepnya seolah-olah orang makan di kapal pesiar bernama Coral Princess.

“Kita memang selalu membuat sesuatu yang terbaik dan ikonik. Biar orang merasa terkesan. Sambil makan bisa lihat laut dengan sunset view,” kata Direktur Operasional Wulandari, Daniel Wirawan Tjia.

Bersama pendiri dan pemilik BSB, Adi Sumasto Tjia (tengah).

Tepat pukul 24.00 atau 00.00 pada saat pergantian tahun, kembang api langsung bertaburan ke udara. Luar biasa menakjubkan. Kembang apinya meletup di udara dengan berbagai bunyi  dan konfigurasi cahaya warna warni  selama 15 menit. “Ada 2.340 tembakan kita lakukan,” kata Chris. Kebetulan salah satu tim ledaknya, Kennedy, keluarga saya dari Samarinda. Petugas keamanan dan pemadam disiagakan untuk mengantisipasi hal yang tidak terduga.

Sebelumnya juga datang melakukan peninjauan di BSB tim Forkompida Kota Balikpapan dipimpin Wali Kota H Rahmad Mas’ud, sementara tim Forkopimda Kaltim  dipimpin Kapolda  Irjen Pol Imam Sugianto bersama Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Tri Budi Utomo dan aparat lainnya. Mereka  mengikuti acara pemantauan secara nasional melalui virtual di Lapangan Merdeka. TNI-Polri Kaltim mengerahkan tidak kurang 2.000 personel untuk mengamankan malam tahun baru 2023.

Boleh dibilang BSB satu-satunya yang mendapat izin dari Polda untuk melaksanakan pesta kembang api di Balikpapan. Meski di beberapa tempat ada juga ledakan kembang api. Tapi itu skala kecil,  menggunakan  kembang api yang dijual para penjual petasan di beberapa kios jalanan. Cucu saya Jena dan Kylo sempat bermain kembang api di rumah saya.

Alhamdulillah pesta kembang api di pantai BSB berjalan aman dan lancar. Hampir pukul 01.00 dinihari saya baru meninggalkan lokasi. Cucu saya Defa dan Dafin belum mengantuk. “Luar biasa, ya Kai, kembang apinya. Bagus betul,” puji  mereka.

Dari tayangan TV, kita melihat pesta kembang api menyambut tahun baru juga berlangsung hampir di seluruh dunia. Termasuk di Uni Emirat Arab dengan Dubai-nya. Besar-besaran, apalagi sudah tidak ada pembatasan Covid lagi. Hanya ada satu dua negara yang tidak melaksanakan. Di antaranya di Praha, Cheko karena mereka lagi kesulitan ekonomi. Bangkrut.

Tetangga kita Malaysia juga tidak melaksanakan pesta kembang api di menara kembar Petronas. Mereka lagi berduka  dengan musibah banjir, yang menimbulkan korban jiwa dan harta. Di Kroasia termasuk ibukota Zagreb juga membatalkan rencana pesta kembang api gara-gara ada protes komunitas pencinta hewan. Mereka memperingatkan tentang efek merusak dari kebisingan dan gas pada hewan dan manusia.

Rektor Universitas Mulawarman (Unmul) Dr Abdunnur punya acara khusus menyambut tahun baru. Saya dikirimi foto oleh sahabat saya, Dr Meiliana suasana acara Doa Bersama dan Khatam Qur’an Unmul dan pemberian santuan kepada anak yatim. “Biar lebih terasa khidmatnya dan anak-anak juga bahagia menyambut tahun baru 2023,”  jelasnya. Hadir juga Ketua MUI Kaltim KH Muhammad Rasyid.

 “Saya malah merayakan tahun baru di kabin pesawat,” kata pengusaha asal Balikpapan, Sabri Ramdhani. Persis menjelang pergantian tahun, Sabri terbang dari Jeddah menuju Tanah Air setelah melaksanakan ibadah umrah 10 hari. Teman saya, Hafni sepertinya juga tidak merayakan pergantian tahun baru masehi. Dia kirim WA ke saya bertulis: “Maaf tahun baru saya 1 Muharram, bukan 1 Januari.”

Di rumah, istri saya, Bunda Arita terpaksa memasak sendiri. Dia membuat rawon. Sengaja dibuat lebih banyak biar tahan seharian. Maklum mba yang membantu di rumah minta izin berlibur. “He he mau tahun baruan juga Ibu, maaf saya libur dulu ya Bu,” katanya tersenyum sambil meninggalkan istri saya yang lagi menyiangi kecambah untuk sayur campuran rawon. Jadi selain pesta kembang api, saya juga pesta rawon.(*)  

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *