ISRAN NOOR dan Hadi Mulyadi masuk ke “kandang” wartawan. Itu terjadi hari Minggu (30/6) pada acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengurus PWI Kaltim di Kompleks Wisata Rumah Ulin Arya, Sempaja, Samarinda Utara.
Tujuan bimtek ini dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kemampuan pengurus dalam aspek kepemimpinan atau leadership. “Sependek ingatan saya, baru kali ini pengurus PWI dibekali dulu sebelum bertugas,” ujar Bung Syafril Teha Noer (STN), wartawan senior berkomentar di Wartawan Legend grup.
Bung STN saya lihat ikut terlibat dalam acara Bimtek itu. Ketika Isran dan Hadi memberikan pemaparan STN yang mendampingi. Dia juga menyerahkan plakat PWI bersama ketua PWI yang baru terpilih, Abdurrahman Amin menggantikan Endro Effendi.
Endro sekarang mendapat promosi menjadi pengurus PWI Pusat. Dia mendapat kehormatan sebagai Wakil Ketua Komisi Kompetensi Wartawan, hasil Kongres Wartawan XXV di Bandung beberapa waktu lalu. Prestasi hebat. Rasanya belum pernah pengurus Kaltim sampai ke sana. Kalau IKN resmi menjadi ibu kota negara, sangat mungkin ada wartawan Kaltim jadi ketua PWI Pusat.
Abdurrahman yang akrab dipanggil Rahman sudah 17 tahun berkarier di dunia jurnalistik. Dia sekarang pemimpin redaksi Samarinda Pos (Sapos). Sebelumnya pernah bertugas di induknya, Kaltim Post. Kebetulan di Sapos saya selalu terlibat di RUPS dengan para pemegang saham. Rahman menjadi ketua PWI Kaltim masa bakti 2024-2029.
Isran dan Hadi diundang PWI karena banyak hal yang bisa diserap wartawan. Keduanya mantan gubernur dan wakil gubernur Kaltim masa bakti 2018-2023. Maju lagi dalam Pilgub 2024.
Isran punya andil besar sampai akhirnya Presiden Jokowi menetapkan lokasi IKN di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU). Karena itu dia pembela berat pembangunan IKN. “Kalau ada yang tidak setuju dengan IKN, hati-hati bisa pendek umurnya,” katanya. Ucapan itu sempat viral di berbagai media.
Berkat perjuangan Isran sampai terbitnya PP No 15/2022 dan PP 38/2023 tentang dana bagi hasil tambang dan kelapa sawit. Dia pembela tenaga honor. Juga sukses menjadi provinsi pertama di Indonesia menerima dana karbon. Di era dia APBD Kaltim sangat melonjak. “Tidak pernah terjadi record APBD Kaltim di atas Rp20 triliun. Itu untuk provinsi saja, kalau dengan APBD kabupaten/kota sudah di atas Rp70 triliun,” jelasnya.
Berkaitan dengan kepemimpinan, dia menegaskan seorang pemimpin perlu keikhlasan dan kejujuran. Jangan kepentingan umum ditumpangi kepentingan pribadi. Dia juga menyebut peluang wartawan menjadi pejabat publik. Dia menyebut nama saya sebagai wali kota Balikpapan, Dahlan Iskan menjadi menteri BUMN. Bahkan di Inggris, wartawan Boris Johnson menjadi perdana menteri.
Menurut Hadi Mulyadi, menjalani pekerjaan apa pun harus dilakukan dengan cinta dan iringan doa. “Kunci lainnya adalah kita harus bekerja keras,” tambahnya.
Hadi Mulyadi melengkapi kepemimpinan Isran. Dia pernah menjadi anggota DPRD Kaltim dan DPR RI. Juga pengajar dan ustaz. Sering menjadi penceramah dan khatib. Punya hobi main drum dan nyanyi. Kalau sudah nyanyi, tidak satu lagu, tapi satu album.
Yang menarik, putra Hadi Mulyadi, Muhammad Al Fatih juga seorang wartawan dan aktivis. Hebatnya dia berani mengkritik kebijakan Pemprov Kaltim terutama sang ayah dalam masalah lingkungan.
Pada acara Festival Media Digital dan Wartawan Legend Award yang berlangsung di Bontang, Oktober 2023 lalu, Isran dan Hadi dianugerahi penghargaan kategori Kemerdekaan Pers Kaltim. Maklum atas kebijakan mereka, Kaltim menempati peringkat pertama Indeks Kemerdekaan Pers (IKP) secara nasional tahun 2022.
JADI “MEDIA DARLING”
Isran itu memang masuk kategori “media darling.” Maklum ucapannya terkadang nyeleneh. Tapi kuat bobotnya menjadi kepala berita. Sesuatu yang jarang diucapkan seorang tokoh dan kepala daerah, bisa mencuat dari mulutnya.
Tidak saja soal umur pendek jika tak dukung IKN, ada narasi lain yang kerap dia ucapkan. Misalnya dirinya yang stunting, burung jalak (janda laki-laki), Belanda sudah lari, “mehabisi baterai saja,” mata saya rabun sampai joke-joke lainnya, yang kadang tidak disangka diucapkannya.
Terkadang dia pura-pura tak dengar ucapan seseorang. “Apa? Apa?” katanya berulang-ulang. Membuat yang berbicara jadi bingung. Juga suka membuat gerakan mengagetkan. Misalnya dia pernah berteriak dan memukul meja menyatakan sah ketika menjadi saksi pernikahan. Sampai sang mempelai dan undangan terkesiap.
Dia diburu wartawan bukan sekarang saja. Saat Isran menjadi bupati Kutai Timur antara 2009-2015 dan ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), setiap berada di Jakarta selalu diadang banyak awak media. Apalagi dia sempat meramaikan bursa Pilpres dan mengikuti konvensi capres yang diadakan Partai Demokrat tahun 2014.
Semangat ingin menjadi capres itu masih membara sampai sekarang. Ada yang bilang dia berpeluang jadi capres pertama pada Pilpres 2029 nanti setelah ibu kota negara benar-benar sudah pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Sepaku. Kapan lagi orang Kaltim jadi capres di daerah sendiri.
Walaupun sering bercanda, dalam catatan kepemimpinannya banyak juga kebijakannya yang bersikap tegas. Dia pernah mengkritik kerja KPK berkaitan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia dan melawan hasil pemeriksaan BPK. Juga tak mau terlibat urusan proyek.
Pada tahun 2012 Isran memenangi gugatan internasional yang dilakukan Churchil Mining Plc sebesar 2 miliar dolar AS. Perusahaan tambang asal Inggris itu berang atas dicabutnya izin usaha pertambangan (KP), yang diakui miliknya oleh Pemkab Kutim. “Karena kalah di semua pengadilan di Indonesia, makanya mereka menggugat ke arbitrase internasional. Tapi kita tidak gentar,” tandasnya waktu itu.
Ketika ditanya wartawan atas kemenangan itu, Isran saat itu tersenyum. “Sudah kubilang apa kemarin, kalian nggak percaya sama aku. Buktinya kita menang kan?” jelasnya.
Di tengah acara Bimtek PWI, saya perlu mengucapkan selamat kepada sahabat saya, Syafruddin Pernyata. Dia salah seorang penerima Penghargaan Sastra dari Kemendikbud RI tahun 2024 karena berkiprah di dunia sastra lebih 40 tahun. Suatu prestasi luar biasa. Selain Syafruddin, juga Sunaryo Broto menerima penghargaan yang sama. Dia bekerja di Bontang dan juga aktif menulis.
Syafruddin dan saya dulu sangat intens meliput kegiatan Gubernur Kaltim Suwarna AF. Saya di Suara Kaltim, dia di Mingguan Sampe. Berkat semangat dari sang gubernur, saya sempat jadi anggota MPR RI Utusan Daerah dan wali Kota Balikpapan. Sedang Syafruddin, yang tadinya dosen di FKIP Unmul akhirnya mendapat kesempatan berkarier di Pemda. Mulai jadi Kabag Humas, Kadisdik, Kepala Perpustakaan sampai Kepala Dinas Pariwisata.
Di masa pensiunnya, Syafruddin tetap rajin menulis dan membuat buku serta sukses jadi pengusaha berorientasi pada bisnis kepariwisataan. Karena itu pada HUT ke-67 Provinsi Kaltim 2024, dia menerima penghargaan sebagai Tokoh Pariwisata Kaltim, yang pertama.
Saya juga perlu mengucapkan selamat berulang tahun ke-4 buat Media Kaltim sebagai media online. Saya baca sang komandan, Agus Susanto sebagai CEO Media Kaltim News Network menggelar berbagai acara. Mulai Workshop Fotografi & Jurnalistik, Festival Band sampai Jalan Sehat Media Kaltim. Dirgahayu Media Kaltim. Medianya warga Kaltim.(*)